REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden AS Donald Trump sepakat untuk menegosiasikan kembali Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) bersama Meksiko dan Kanada. Keputusan Trump itu diumumkan Gedung Putih pada Rabu (26/4) malam.
"Merupakan kehormatan bagi saya untuk membawa NAFTA kembali melalui negosiasi ulang. Merupakan suatu kehormatan untuk bekerja sama dengan Presiden Meksiko Enrique Peña Nieto dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Saya percaya hasil akhirnya akan membuat ketiga negara lebih kuat dan lebih baik," kata Trump, dalam pernyataan resmi, dikutip Fox News.
Gedung Putih menambahkan, Trump telah setuju untuk tidak membubarkan NAFTA. Ketiga pemimpin negara tersebut juga setuju untuk bertindak cepat, sesuai dengan prosedur internal yang mereka perlukan, untuk memungkinkan negosiasi ulang.
Trump berulang kali menentang kesepakatan perdagangan bebas itu, yang disebutnya sebagai 'bencana'. Sebuah sumber mengatakan kepada Fox News, Gedung Putih telah membuat dokumen yang memberi isyarat mengenai niat AS untuk menarik diri dari NAFTA.
Sebelumnya Trump juga mengatakan NAFTA akan menghapus lapangan pekerjaan manufaktur AS. Hal itu karena perusahaan akan dengan mudah memindahkan pabriknya ke Meksiko untuk memanfaatkan tenaga kerja dengan upah yang rendah.
"Saya sangat kecewa dengan NAFTA, saya kira NAFTA telah menjadi kesepakatan perdagangan yang mengerikan bagi Amerika Serikat. Ini menyakitkan kami dengan Kanada, dan menyakitkan kami dengan Meksiko," kata Trump.
Pemerintahan Trump bulan lalu mengajukan serangkaian pedoman kepada Kongres untuk menegosiasi ulang NAFTA. Dalam sebuah draft delapan halaman yang diajukan kepada Kongres, Perwakilan Dagang AS Stephen Vaughn menulis bahwa pemerintah bermaksud untuk mulai berbicara dengan Meksiko dan Kanada tentang perubahan pakta, yang mulai berlaku pada 1994.