Kamis 27 Apr 2017 20:48 WIB

Satu Balita Meninggal Diduga Keracunan Massal

Keracunan massal (ilustrasi)
Foto: Antara
Keracunan massal (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Seorang balita di Desa Jantur Selatan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, dilaporkan meninggal diduga menjadi salah satu korban keracunan massal. Informasi yang berhasil dihimpun hingga Kamis (27/4) sore menyebutkan, sebanyak 67 warga di dua desa yakni, Desa Jantur Selatan dan Desa Jantur Baru di Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara, sempat dilarikan ke puskesmas pembantu dan puskesmas setempat.

Puluhan warga itu dilarikan akibat mengalami muntah dan buang air besar setelah menyantap nasi bungkus pada kegiatan Isra Mi'raj di Desa Jantur, pada Selasa malam (25/4). "Anak bernama Fahri berusia (5) warga Desa Jantur Selatan itu meninggal setelah mengalami muntah dan buang air besar tanpa henti, seperti yang dialami warga lainnya. Tapi, belum bisa dipastikan apakah anak itu meninggal akibat keracunan makanan setelah menyantap nasi bungkus yang dibagikan saat kegiatan Isra Mi'raj, pada Selasa malam (25/4)," kata Kepala Desa Muara Muntai Ulu, Sopan Sopian.

Walaupun tidak ada warganya yang menjadi korban, namun Desa Muara Muntai Ulu kata Sopan Sopian, merupakan desa terdekat dari Desa Jantur Selatan dan Jantur Baru yang menjadi lokasi terjadinya keracunan massal. Keracunan massal yang menyebabkan 67 orang sempat dilarikan ke puskesmas dan puskesmas pembantu setempat dan satu anak meninggal itu lanjut Sopan Sopian, terjadi setelah warga menyantap nasi bungkus pada kegiatan Israj Mi'raj.

Nasi bungkus tersebut tambah ia, dibuat secara bersama-sama oleh warga setempat, kemudian dibagikan saat pelaksanaan Isra Miraj. "Nasi bungkus yang berisi ikan gabus dan mie itu dibagikan saat kegiatan Isra Mi'raj kemudian sisanya, dibawa pulang oleh warga dan dimakan pada Rabu pagi (26/4). Pada malam itu (Selasa) sebagian warga ada yang mulai muntah dan buang air besar tetapi yang terbanyak pada Rabu pagi (26/4). Kami menduga, keracunan disebabkan bumbu yang sudah kadaluarsa," terang Sopan Sopian.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement