Oleh Erik Purnama Putra/Wartawan Republika
Nurdin (45 tahun) mengusap keringat yang mengucur di mukanya. Dia baru saja pulang bersama anaknya bernama Zaki menggunakan sepeda ketika azan Zuhur berkumandang. Sebagai orang yang bekerja serabutan, Nurdin memang berkeliling untuk mendapatkan pemasukan. Nurdin mengajak Zaki berkeliling kampung karena istrinya sedang ada keperluan di luar dan anak pertamanya sedang sekolah. Nurdin merupakan salah satu penerima program bedah rumah TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-98 di wilayah Kodim 0508/Kota Depok.
Salah satu kegiatan TMMD di Kota Depok dipusatkan di Limo. Kodim 0508/Kota Depok memiliki sasaran fisik dan nonfisik dalam program TMMD kali ini, yaitu merehabilitasi empat rumah tidak layak huni, membangun kantor pos pelayanan terpadu (posyandu), pengecoran jalan sepanjang 200 meter, serta penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gratis bagi warga.
Nurdin sangat bersyukur sekali tempat tinggalnya akhirnya dapat diperbaiki oleh anggota TNI. Dia mengaku, rumahnya yang berada di gang kecil di Jalan Haji Midi RT 01 RW 02 Kelurahan Limo, dan Kecamatan Limo, Kota Depok memang sebenarnya sudah tidak layak untuk ditempati. Rumah berukuran sekitar 36 meter persegi (m2) ini sudah miring akibat pondasi yang kokoh dan temboknya retak-retak. Meski begitu, Nurdin tetap membiarkan kondisi rumahnya yang sebenarnya cukup membahayakan keamanan anggota keluarganya lantaran tidak memiliki dana untuk merenovasinya.
“Kondisinya memang tak layak, orang bilang begitu. Tapi ya saya tak bisa berbuat apa-apa. Ini bangunan lama bekas warisan orang tua tahun 1990-an. Tanah rumah saya memang labil, dan kini pondasi rumah saya dibangun kokoh agar dindingnya tak retak lagi,” ujar laki-laki yang kadang bekerja sebagai tukang pompa ini kepada Republika, baru-baru ini.
Menurut Nurdin, program TMMD jelas sangat membantu kehidupan rakyat kecil. Dia tidak pernah menyangka, rumahnya bisa terpilih mendapat bantuan untuk direhabilitasi. Selama ini, ia seolah sudah pasrah dengan nasibnya yang tak kunjung membaik. Nurdin pernah mengajukan diri agar rumahnya direnovasi Pemkot Depok maupun program kelompok kerja nyata (KKN) mahasiswa. Namun, setelah ada petugas yang mendata ternyata rumahnya tidak kunjung diperbaiki.
Kondisi berbeda ketika ia mengajukan diri agar rumahnya diikutkan program TMMD kepada Serma Sugeng, selaku Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil 07/Limo. Setelah setahun berlalu, ia seolah mendapat ‘durian runtuh’ ketika Serma Sugeng memberitahunya tentang adanya persetujuan dari Kodim Depok tentang rumahnya yang akan direhabilitasi. Dia pun langsung bersyukur lantaran tidak pernah menyangka hal itu bakal terjadi.
“Saya bangga, gak menyangka bisa kepilih rumah saya. Pak Sugeng melihat-lihat rumah saya dan bantu ngajuin, karena kondisi rumahnya begitu. Istri saya, Sani pernah tidur digigit tikus karena rumahnya bolong,” ujar Nurdin.
Menurut Nurdin, program TMMD sebaiknya cakupannya perlu diperluasa. Dia berkaca dari pengalamannya yang sangat terbantu dengan program rehabilitasi rumah tak layak huni. Sebagai orang dengan kategori rakyat miskin, ia benar-benar bisa mendapatkan manfaat kehadiran TNI di tengah rakyat.
Selama rumahnya dibangun, ia bersama istri dan kedua anaknya tinggal di halaman rumah tetangganya, yang masih memiliki ikatan kerabat. Dengan tidur beralaskan lantai semen dan dindingnya berupa sekatan triplek di area seluas 3x3 meter, Nurdin bersama keluarganya menganggap sudah biasa hidup dalam keterbatasan. Bagi dia, yang terpenting kondisi rumahnya yang sedang dibangun nantinya lebih baik sehingga tak ada perasaan waswas lagi takut kejatuhan genteng kala tidur seperti sebelumnya.
“Untuk sementara, tak masalah saya bersama istri dan dua anak saya, yaitu Diana dan Zaki tinggal di luar selama masa pembangunan. Saya terima kasih. Kalau rezeki gak bakal ke mana,” ujarnya dengan logat Betawi.
Ketua RT 01 RW 02 Limo, Heru mengatakan, pemilihan renovasi di rumah milik Nurdin sudah tepat dilaksanakan. Dia menuturkan, sebenarnya sejak lama Babinsa Korimal 07/Limo Serma Sugeng ikut prihatin melihat kehidupan Nurdin dan keluarganya. Dengan pertimbangan memenuhi kriteria, kata Heru, Serma Sugeng mengajukan tempat tinggal Nurdin ke Koramil Limo ditembuskan Kodim Depok hingga keluar persetujuan merehabilitasi rumah.
“Prosesnya ini panjang. Setelah disurvei dan didukung pihak RT, akhirnya ada kabar renovasi rumah disetujui dalam program TMMD. Program ini sudah tepat karena kondisi rumahnya sudah sangat parah dan tak nyaman ditinggali,” ujar Heru.
Menurut Heru, ia juga mendapatkan kepuasan setelah rumah Nurdin mulai dikerjakan. Sebagai orang yang hidup berdampingan dengan Nurdin, Heru menyaksikan sendiri kehidupan tetangganya tersebut yang masuk kategori warga kelas bawah. Tanggung jawabnya sebagai ketua RT, membuatnya tergerak mendukung program TMMD di wilayahnya. Karena itu, ia ikut menyibukkan diri mengangkut material bersama prajurit TNI.
Heru menerangkan, ada sekitar 10 prajurit dari Batalyon Artileri Pertahanan Udara Sedang 10 (Yon Arhanudse 10) dan Batalyon Zeni Tempur 3/Yudha Wyogrha yang saling bahu-membahu mendirikan rumah. Dia mengapresiasi kerja para prajurit TNI yang tidak kenal lelah dalam membangun rumah, mulai penghancuran bangunan lama, pendirian pondasi, pembangunan septic tank, hingga nantinya pemasangan atap rumah saat memasuki tahap akhir.
“Rumahnya dirobohin, dibangun ulang. Saya menyampaikan ucapan terima kasih ada warga saya yang menikmati program TMMD. Dia kerjanya serabutan, tapi bisa menyekolahkan dua anaknya. Mudah-mudahan ini bisa meningkatkan taraf kehidupan warga di sini,” kata Heru.
Anggota Koramil 07/Limo yang juga pengawas pengerjaan rehabilitasi rumah tak layak huni, Serda Alamsyah mengatakan, rumah milik Nurdin sangat tepat diikutkan program TMMD. Dia menerangkan, program TMMD sebenarnya sudah beberapa kali dilaksanakan di Kota Depok, dan kali kali ini menyasar Kelurahan Limo.
Dia menerangkan, tujuan TMMD diadakan memang agar kehadirannya dirasakaan oleh masyarakat. “Nah, warga di sini butuh rumah layak huni, sehingga rumahnya direnovasi, dibantu TNI, dengan usulan Babinsa yang paham kondisi lapangan,” kata Alamsyah.
Dia mengakui, memang ada keterbatasan jumlah rumah yang diperbaiki. Meski begitu, ia menilai, niatan baik Kodim Depok dan Koramil Limo yang mendukung kebijakan Pemkot Depok dalam mengurangi rumah tak layak huni sebagai bentuk perhatian TNI. Apalagi, pemilik rumah sungguh terbantu dan sampai menyampaikan rasa syukur dan terima kasih berulang-ulang, menandakan kehadiran TNI sangat diapresiasi warga.
“Yang penting nanti rumahnya nyaman untuk ditinggali dan saya di sini cuma memantau perkembangunan pembangunan rumah dan menyiapkan material bangunan,” tutur Alamsyah.
Pendirian Posyandu
Tiga anggota Koramil Limo dan dua prajurit Yonif Mekanis 201/Jaya Yudha tampak sibuk mengawasi pekerja yang mendirikan posyandu berukuran sekitar 2,5x5 meter ini. Posyandu ini tepat terletak di depan Jalan Haji Midi RT 01 RW 02 Kelurahan Limo. Dulunya, bangunan ini merupakan pos hansip dan kadang dijadikan pos ronda oleh warga sekitar. Atas permintaan warga, bangunan lama dirobohkan dan dibangun ulang untuk difungsikan sebagai posyandu.
Anggota Yonif Mekanis 201 Letda CHB Sumali mengatakan, ia ditugaskan instansinya untuk terlibat dalam pengerjaan posyandu di Kelurahan Limo. Dia menerangkan, pembangunan posyandu sebenarnya tidak ada kendala berarti lantaran semua keperluan sudah tersedia. Sumali hanya bertugas mengawasi pekerja sekaligus memeriksa kualitas bangunan agar tidak sampai menyalahi spesifikasi.
“Saya hanya membantu tenaga saja. Jadi warga di sini tidak punya bangunan khusus untuk posyandu. Selama ini kalau ada posyandu selalu diadakan di rumah ketua RT. Kalau sudah jadi, bangunan posyandu ini akan digunakan untuk tiga RT,” ujar Sumali.
Anggota Koramil Limo, Serda Budi menerangkan, pendirian posyandu murni permintaan warga yang ingin agar memiliki tempat khusus untuk aktivitas pemeriksaan dan penimbangan bayi. Dia menuturkan, aktivitas posyandu yang selama ini digelar di halaman rumah ketua RT sangat tidak representatif lantaran cukup sempit. Dia berharap, setelah bangunan posyandu ini selesai, nantinya warga dapat menggunakannya untuk menunjang pelayanan kesehatan ibu dan anak, dan kegiatan lain terkait pendidikan pemberian gizi kepada anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.
“Akhirnya warga punya fasilitas posyandu yang memadai. Sebelumnya warga sempat urunan, namun dana yang terkumpul tidak cukup. Hingga kini dibangun ulang dalam program TMMD. Warga sini sangat berterima kasih,” ujar Budi.
Anggota Koramil Limo lainnya, Sertu Sumardi menerangkan, nantinya pengelolaan posyandu akan diserahkan kepada ketua RW 02 Limo. Dia menuturkan, kalau ada keperluan lain, posyandu juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan warga. “Warga langsung bisa menggunakanya saat selesai,” ujar Sumardi.
Dukungan Pemkot
Pemerintah Kota (Pemkot) Depok bersinergi dengan TNI mendukung suksesnya program TMMD 2017. Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengatakan, kegiatan TMMD mempunyai arti penting dalam pembangunan Kota Depok. Kegiatan tersebut juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjadi solusi dalam menanggulangi permasalahan sosial.
Dia menilai, kontribusi Kodim Depok dalam melakukan pembenahan fisik fasilitas umum (fasum) sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar. Program TMMD, di antaranya pembetonan Jalan Makam Kopo sepanjang 500 meter, rehabilitasi rumah tidak layak huni empat unit, dan rehabilitasi posyandu di Limo. Khusus untuk pengerasan jalan lantaran selama ini warga setempat mengeluhkan akses jalan yang becek sehingga mobilitas warga terganggu.
“Melalui kegiatan ini, marilah kita wujudkan kesejahteraan masyarakat dalam berbagai bidang. Pembangunan diarahkan pada penguatan persatuan dan kesatuan bangsa, serta peran aktif masyarakat dengan prinsip dari dan untuk masyarakat,” ujar Idris.
Menurut Idris, kemanunggalan TNI dan rakyat dengan dibantu oleh pemerintah daerah, memiliki peranan penting dalam mewujudkan pembangunan Kota Depok. Dia juga mendukung sasaran TNI yang tidak hanya di bidang kegiatan fisik. Program nonfisik, seperti pelayanan KB gratis, penyuluhan bahaya narkoba, kenakalan remaja, serta materi dalam lingkungan sosial kemasyarakatan juga diberikan.
“Semoga masyarakat dapat langsung merasakan efek dari kegiatan ini. Masyarakat diimbau untuk menjaga hasil pembangunan dari kegiatan ini,” ujar Idris.
Masih relevan
TMMD merupakan program terpadu lintas sektor antara TNI dan kementerian/lembaga, baik pemerintah pusat dan daerah maupun pemerintah yang dilaksanakan bersama masyarakat. Tujuannya guna meningkatkan akselerasi pembangunan pedesaan, khususnya daerah kumuh kota, wilayah tertinggal, terisolasi, dan kawasan rawan atau terdampak bencana.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Mulyono mengatakan, kegiatan TMMD pada tahun ini akan dilaksanakan tiga kali dari semula dua kali dalam setahun. Pun dengan masa pelaksanaannya diperpanjang menjadi 30 hari dari semula hanya 21 hari. "Untuk tahun 2017, TMMD akan dimulai tanggal 5 April 2017 dan berakhir pada 4 Mei 2017," ujar Mulyono saat Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) TMMD ke-98 di Auditorium Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jakarta Selatan, belum lama ini.
Menurut Mulyono, Rakornis merupakan kegiatan rutin yang dilakukan sebelum TMMD dilaksanakan. Acara tersebut juga sekaligus mengevaluasi pelaksanaan TMMD sebelumnya. Sehingga, program TMMD dapat tepat sasaran dan penggunaan dananya dapat dipertanggungjawabkan.
Menteri PUPR M Basuki Hadimuljono mengatakan, payung kerja sama pelaksanaan TMMD ke-98 adalah nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian PUPR dan TNI Nomor 22/PKS/M/2015 tentang Pembangunan Infrastruktur yang Bernilai Strategis bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dia menuturkan, kegiatan TMMD selaras dengan arah pembangunan Indonesia yang tercantum pada Nawa Cita Presiden RI. Dalam butir ketiga Nawa Cita, membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan sangat sesuai dengan misi TMMD.
Basuki menerangkan, TMMD masih relevan dalam konteks kekinian karena dua hal, yakni bertujuan mempertahankan kemanunggalan TNI dengan rakyat dan membantu kabupaten/kota untuk menyediakan infrastruktur yang baik bagi masyarakat.
"TNI lahir dari rakyat dan berjuang untuk kepentingan rakyat. TMMD ini adalah sarana untuk lebih mendekatkan TNI dengan rakyat. Kerja sama Kementerian PUPR dengan TNI sudah lama dilakukan, meliputi empat bidang utama, yakni sumber daya air, jalan dan jembatan, infrastruktur permukiman (air bersih dan sanitasi), serta perumahan rakyat," ujar Basuki.