Jumat 28 Apr 2017 08:28 WIB

Kuliah Umum Dubes Israel Disambut Unjuk Rasa Aktivis Pro Palestina

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi Maharani
Bendera Israel dikibarkan.
Foto: Reuters
Bendera Israel dikibarkan.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Aktivis pro-Palestina melakukan unjuk rasa di luar gedung School of Oriental and African Studies di London, saat Duta Besar Israel untuk Inggris, Mark Regev, menjadi pembicara dalam kuliah umum di sekolah tersebut, Kamis (27/4). Teriakan pengunjuk rasa terdengar jelas dari dalam ruang seminar lantai satu, tempat Regev terlibat dalam sesi tanya-jawab selama satu jam dengan penonton yang berjumlah sekitar 60 orang.

Dalam penjelasannya, Regev menyatakan Israel telah mengeluarkan inisiatif perdamaian Timur Tengah yang baru, dengan melibatkan negara-negara Arab. Menurut dia, Israel ingin melihat keterlibatan yang lebih besar dari dunia Arab dalam perundingan perdamaian ini.

Ia mengatakan, negara-negara Arab Sunni memiliki kepentingan dengan Israel dalam kaitannya dengan Iran dan juga memiliki peran yang cukup signifikan untuk dimainkan. Israel juga telah mendekati pemerintahan Presiden AS Donald Trump untuk mencoba mendapatkan proses perdamaian kembali ke jalur semula.

Eric Heinze dari Queen Mary University yang menjadi moderator dalam kuliah umum tersebut mengatakan, banyak orang yang menganggap Regev sebagai penjahat perang karena telah membela serangan Israel di Jalur Gaza saat dia masih menjadi juru bicara pemerintah. Sebagai jawaban, Regev menyatakan bahwa dia hanya melakukan tugasnya untuk mewakili pemerintah Israel.

Ratusan pengunjuk rasa telah berkumpul di depan sekolah sebelum acara kuliah umum dimulai. Mereka membawa bendera Palestina dan memainkan lagu kebangsaan Palestina melalui pengeras suara.

"Kebebasan berbicara adalah omong kosong. Nilai liberal barat digunakan untuk memaafkan kolonialisme," ujar seorang pengunjuk rasa, Nadia, dikutip the Guardian.

Seorang pengunjuk rasa pro-Palestina lainnya, James, mengatakan ratusan tahanan politik Palestina telah melakukan mogok makan dan suara mereka terus dibungkam. Sementara juru bicara Israel di London diberi sebuah wadah untuk berbicara dan hal itu tidak adil.

Regev diundang oleh komunitas Yahudi di School of Oriental and African Studies untuk memberikan kuliah umum. Namun 40 komunitas siswa di sekolah tersebut dan 150 akademisi dari universitas-universitas di Inggris menulis surat kepada kepala sekolah, Valerie Amos, yang mendesaknya untuk menghentikan pertemuan tersebut.

Sebuah surat yang ditandatangani oleh lebih dari 100 siswa School of Oriental and African Studies mengatakan, acara tersebut dapat menyebabkan ketegangan di kampus yang akan merugikan fakultas, staf, dan siswa. School of Oriental and African Studies, salah satu institusi terkemuka di dunia untuk studi Timur Tengah, Afrika, dan Asia, memiliki jumlah besar siswa Palestina dan kelompok aktivis pro Palestina.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement