Jumat 28 Apr 2017 13:41 WIB

Papan Khusus UMKM di Bursa Efek Tunggu Perubahan Aturan

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Nur Aini
Pekerja melintas disamping layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (18/4).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja melintas disamping layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (18/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah berupaya memberikan kesempatan UMKM agar bisa melantai di bursa. Direktur Penilaian Perusahaan PT BEI Samsul Hidayat menyatakan, saat ini Otoritas Jasa Keuangan sedang merevisi peraturan untuk mendukung hal tersebut.

Saat ini, dua Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) yang mengatur hal tersebut adalah POJK IX.C7 Tahun 1996 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum oleh Perusahaan Menengah atau Kecil dan POJK IX C8 Tahun 1997 tentang Tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Oleh Perusahaan Menengah atau Kecil.

''Jadi pembagian C7 dan C8 nya direvisi, jadi ada perusahaan skala kecil ada perusahaan skala menengah. Nanti ke depannya begitu,'' kata Samsul, di Kantor BEI, Jakarta, Jumat (28/4).

Untuk itu, BEI akan menyiapkan papan khusus untuk perusahaan kecil. Namun, saat ini baik OJK maupun BEI sedang mempersiapkan aturannya terlebih dahulu. ''Mungkin dalam waktu dekat, kalau peraturan utamanya selesai, peraturan lainnya mengikuti. Insyaallah tahun ini,'' ucap dia.

Menurut dia, BEI ingin cepat mengakomodasi perusahaan -perusahaan yang dalam skala kecil dan menengah di bursa. Selain itu, papan untuk UMKM juga untuk memberi pemahaman kepada investor, mana perusahaan yang masuk kriteria kecil.

''Mungkin (UMKM) lebih berisiko tapi mungkin punya prospek lebih besar. Kalau kecil, prospeknya besar, risikonya juga besar,'' kata dia.

Baca juga: BEI Kembali Catat Dua Perusahaan Jual Saham Perdana

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement