Jumat 28 Apr 2017 14:52 WIB

Pengamat: Cuitan Boni Hargens Sinisme dan tidak Sportif

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Bilal Ramadhan
Boni Hargens
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Boni Hargens

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Parahyangan Bandung, Asep Warlan Yusuf, menilai, cuitan Boni Hargens di Twitter, Kamis (28/4) malam, bermakna sinisme dan penuh kecurigaan. Pengamat dan aktivis seperti Boni Hargens seharusnya bisa lebih menunjukkan kesportifan dan tidak mengeluarkan kata-kata yang bisa menyakitkan pihak lain.

“Bagi saya, itu sinisme ya. Penuh kecurigaan, yang sifatnya pada pembelaan pada paslon yang kalah. bahwa yang kalah harus menang, yang kalah paling hebat. Dan itu gak fair, mereka (paslon unggul) kan belum kerja,” kata Warlan saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (28/4).

Warlan menyayangkan, mengapa kata-kata bernada sinisme tersebut harus keluar dari aktivis intelektual dan guru besar seperti Boni. Warlan mengatakan, walaupun Boni bergabung dengan penguasa dan wajar pula jika Boni membela salah satu pasangan calon, tapi konteks tulisan atau perkataan harus tetap mencerminkan keintelektualan, kerasionalan, dan objektif.

Nah itulah, ketika seorang akademisi intelektual bergabung dengan penguasa, dia pasti punya anggapan penguasa itu harus benar, tidak boleh disalahkan, dan Ahok itu bagian dari istana. Wajarlah membela-bela itu, tapi jangan sampai menyakiti pihak lain,” kata Warlan.

Warlan mengimbau, seorang pengamat dan akademisi seharusnya bisa menjadi penetralisir dalam suatu keadaan-keadaan yang mengkhawatirkan seperti sekarang. Pengamat dan aktivis intelektual harus bisa lebih arif dan bijak dalam berbicara dan mengeluarkan pendapat.

Sebelumnya, dalam akun Twitter milik pengamat politik sekaligus komisaris LKBN Antara, Boni Hargens, @bonihargens menulis sebagai berikut: "Kemenangan ini seperti pil yang diberikan pada anak superautis. Biar adem aja. Tapi tak akan menyembuhkan autisme dlm sekejap. #Salam Jakartabaru#". Namun, selang beberapa saat, cuitan tersebut hilang dari lini masa akun Twitter Boni Hargens.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement