Jumat 28 Apr 2017 18:33 WIB

Cara Unik SMPN 14 Rayakan Hut Kota Depok Ke-18

Rep: Irwan Kelana/ Red: Agung Sasongko
SMPN 14 Depok menggelar acara 'Stop kekerasan dalam rumah tangga, hentikan semua bentuk pelecehan terhadap anak demi terwujudnya kota yang unggul, nyaman, dan religius',
Foto: Istimewa
SMPN 14 Depok menggelar acara 'Stop kekerasan dalam rumah tangga, hentikan semua bentuk pelecehan terhadap anak demi terwujudnya kota yang unggul, nyaman, dan religius',

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Beragam cara dilakukan warga Depok, Jawa Barat, dalam merayakan hari jadi ke-18 tahun. Seperti yang dilakukan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 14 Depok, menggelar berbagai perlombaan, Kamis (27/4).

Acara yang dikemas sederhana namun berlangsung meriah di pusatkan di halaman SMPN 14 Depok yang beralamat di Jalan Kemang Dalam 20, Kecamatan Bojongsari, Depok, Jawa Barat. Rangkaian acara yang mengambil tema 'Stop kekerasan dalam rumah tangga, hentikan semua bentuk pelecehan terhadap anak demi terwujudnya kota yang unggul, nyaman, dan religius', berlangsung satu hari ini diawali dengan upacara pengibaran sang merah putih. 

Yang menarik, seluruh peserta upacara mengenakan busana daerah. Seusai upacara, beberapa siswa yang tergabung dalam ekstrakurikuler gamelan menampilkan beberapa tembang Sunda sehingga membuat suasana semakin meriah.

Sambil mendengar alunan gamelan yang suaranya membahana ke segala penjuru sekolah yang berdiri tahun 1994, beberapa siswa sibuk membawa tumpeng dari kelasnya masing-masing menuju meja penjurian yang disiapkan panitia di depan ruang guru. Sebanyak 27 tumpeng dengan hiasan menarik berjajar untuk dilakukan penilaian oleh dewan juri.

Acara semakin meriah saat 27 pasang 'pengantin' berjalan bak peragawan dan peragawati di atas catwalk untuk unjuk peragaan busana daerah yang dipusatkan di lapangan upacara. Mojang dan Jajaka dari perwakilan setiap kelas disambut meriah dengan yel-yel penyemangat dari rekan-rekannya. 

Salah satu pasangan yang dihampiri Republika.co.id, Ahmad Yunan Hilmi dan Novita Putri perwakilan dari Kelas VIII-5 mengaku senang bisa memeriahkan acara yang diselenggarakan sekolahnya. ''Tahun ini saya dipilih mewakili kelas VIII-5 untuk peragaan busana daerah,''ujar Ahmad Yunan.

Yunan dan Novita yang mengenakan busana adat Jawa Barat sangat antusias dalam perlombaan ini. ''Biarpun harus berangkat pukul 06.00 pagi dari rumah menuju salon supaya tampil maksimal,'' kata Yunan. 

Untuk biaya sewa busana dan make-up salon, kata Yunan, semua teman satu kelas patungan. Dana yang terhimpun juga digunakan untuk pembuatan tumpeng yang dilombakan antar kelas. ''Kami semua iuran untuk perlombaan ini,''kata Yunan polos.

Sementara, di panggung utama, enam finalis solo vocal sudah bersiap melakukan performance. Di ruang kelas juga berlangsung lomba sketsa wajah Raden Ajeng Kartini, Lomba Sajak, dan Lomba Poster dengan tema HUT Kota Depok ke-18.

Salah satu Pembinan Osis SMPN 14 Depok, Teti Setiawati, mengatakan, kegiatan yang setiap tahun degelar ini dalam rangka menyambut hari ulang tahun kota Depok sekaligus memperingati Hari Kartini berlangsung meriah. ''Alhamdulillah acara hari berjalan dengan lancar dan meriah,''ujar Teti penuh syukur. 

Teti yang sejak 1997 mengabdi di SMPN 14 Depok bersama pembinan Osis lainnya, Subhan dan Bidang Kesiswaan Sukarso dan Ibu Ida serta seluruh guru terlibat langsung dalam acara yang melibatkan seluruh pengurus Osis yang berjumlah 60 orang dalam kepanitiaan. 

''Kegiatan ini berkat kerjasama dari semua unsur yang ada di sekolah, sehingga semuanya terlibat dan ada kebersamaan. Semua warga sekolah ikut merayakan dan menikmatinya,'' kata Teti.

Teti berharap kegiatan penanaman nilai-nilai budaya lokal seperti ini kepada peserta didik harus berlanjut dan semakin ditingkatkan. ''Harapan ke depan semoga kegiatan seperti ini diselenggarakan dengan konsisten dan lebih baik lagi,''tandasnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement