REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebut, kebutuhan minyak goreng untuk Ramadhan dan Lebaran mencapai 20 juta liter. Angka itu meningkat cukup signifikan dibanding kebutuhan di bulan normal yang berkisar Rp 13-14 juta liter.
Mendag memastikan, pasokan minyak goreng dalam posisi yang aman. Bahkan, menurut dia, paling aman dibanding komoditi pangan yang lain. Hal ini mengingat Indonesia merupakan salah satu produsen minyak nabati terbesar di dunia.
Karena itu, Enggar optimistis harga minyak goreng akan tetap stabil kendati permintaan meningkat. Pemerintah sendiri telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan sederhana seharga Rp 11.000 liter.
"Kalau ada kenaikan harga yang tidak wajar, kami siap menggelontorkan 1,5 juta ton minyak ke pasar," ujarnya, usai meninjau ketersediaan stok minyak goreng di PT. Panca Nabati Prakarsa Pulo Gadung, Jumat (28/4).
Enggar menjelaskan, 1,5 juta ton minyak goreng tersebut berasal dari 14 produsen besar yang memberikan kewenangan pada Menteri Perdagangan untuk menyalurkan stok itu apabila dibutuhkan. "Begitu ada kelangkaan, bisa kapan saja saya kirim," kata dia.
Presiden Direktur PT. Panca Nabati Prakarsa Adi Wisoko Kasman menyatakan, pabriknya memiliki kapasitas produksi minyak goreng 60.000 pack per hari. Adi, yang juga ketua Asosiasi Minyak Makan Indonesia, memastikan produsen siap memenuhi kebutuhan minyak goreng nasional.