REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Rencana kunjungan kenegaraan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke Inggris mendapatkan kritikan dari anggota parlemen Inggris dan sekretaris Kabinet Bayangan Diane Abbott dan beberapa politisi lain.
Kunjungan Trump ke Inggris tersebut bertepatan dengan 100 hari pemerintahan Trump di Gedung Putih. Abbot menyayangkan sikap Perdana Menteri Theresa May yang mengundang Trump ke negaranya. Abbott menilai May telah mengabaikan suara jutaan warga Inggris.
Abbott menyebutkan beberapa sisi negatif yang ia nilai ada pada Trump. Seperti rasisme, islamofobia, anti-semitisme, seksisme, misogini, homofobia, penjaja perang, penolakan perubahan iklim, serangan terhadap hak asasi manusia dan kebijakannya yang memperdalam kemiskinan dan ketidaksetaraan.
Menurutnya sikap tersebut tidak dihargai oleh negaranya. "Kebanyakan orang di Inggris tidak mengingingkan bagian darinya. Kami akan terus menentang kunjungan kenegaraan ini. Ini bukan atas nama kami," kata Abbott seperti dilansir dari Scotsman, Jumat (28/4).
Senada dengan Abbott, penentangan juga datang dari politisi Partai Buruh lain. Seperti Cat Smith, Dennis Skinner, David Lammy dan Baronnes Kinnock. Kritikan terhadap sikap Trump juga datang dari juru bicara kampanye Stand Up to Trump Maz Saleem.
"Trump telah banyak melakukan kejahatan perang dan telah meningkatkan pemboman secara besar-besaran di Timur Tengah. Nafas perangnya merupakan ancaman bagi dunia. Dia telah memburu rasis, islamofobia, dan sebaliknya melakukan agenda fanatik di dalam dan di luar negeri," ujarnya.
Saleem juga menegaskan, pihaknya akan terus membangun gerakan untuk mempertahankan oposisi terhadap Trump. Komunitasnya akan terus berusaha menggagalkan kunjungan kenegaraan Trump tersebut. Namun jika kunjungan kenegaraan itu tetap berjalan, ia mengancam akan memobilisasi massa dalam skala besar.