REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) mengimbau para buruh yang menjadi peserta unjuk rasa pada Senin (1/5) besok melakukan aksinya di luar jalur Transjakarta. Karena, bila para peserta melakukan aksi unjuk rasa di jalur Transjakarta akan menganggu pelayanan umum.
"Sterilisasi merupakan salah satu upaya Transjakarta menghadirkan keamanan dan kenyamanan,” kata Direktur Utama Transjakarta Budi Kaliwono di Jakarta, Ahad (30/4).
Berdasarkan data Transjakarta, aksi unjuk rasa kerap kali mengakibatkan kemacetan yang berdampak pada turunnya pelayanan. Misalnya pada aksi 21 Februari 2016 lalu di kawasan DPR, Senayan, Jakarta Pusat, berdampak pada pelayanan di koridor IX (Pinang Ranti-Pluit).
“Lima halte tidak dapat dilayani, yakni halte Jamsostek, halte LIPI, Halte Semanggi, halte Senayan JCC, dan Halte Slipi Petamburan,” ujarnya.
Efek dari turunnya pelayanan juga berdampak pada jumlah warga yang dilayani. Contohnya pada aksi 4 November 2016 lalu. Transjakarta hanya melayani 316.042 pelanggan, turun signifikan dibandingkan rata-rata pelanggan per hari yang mencapai 450 ribu.
Untuk mengantisipasi para peserta berunjuk rasa di jalur Transjakarta, kata Budi, pihaknya akan bekerja sama dengan kepolisian untuk mengatur operasional bus pada Hari Buruh. Di samping menempatkan patroli jalur yang turut menjaga kelancaran lalu lintas.
Sehubungan dengan adanya aksi unjuk rasa pada 1 Mei maka Transjakarta tetap melayani warga di semua koridor dan rute. “Pelanggan tidak perlu ragu untuk tetap beraktivitas secara normal,” katanya.