REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh pemuda Maluku, Amrullah Usemahu mengapreasiasi tidak ada satu pun bendera Republik Maluku Selatan (RMS) yang berkibar saat peringatan diproklamirkannya kelompok separatis itu pada 25 April. Amrullah menegaskan kesatuan dan persatuan Indonesia adalah harga mati yang tidak bisa ditawar.
Amrullah juga menegaskan, pemuda Maluku akan terus mempersatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan hasil dari perjuangan pendahulu bangsa.
"Saya bagian dari pemuda maluku, yang jelas NKRI itu adalah harga mati, kita tidak akan keluar dari perjuangan yang dilakukan nenek moyang kita," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (30/4).
Amrullah berharap, pemerintah pusat tetap tanggap dan memberikan perhatian terhadap gerakan separatis RMS. Menurutnya meski saat ini sudah tidak ada satu pun bendera RMS yang berkibar, namun bukan berarti RMS sudah mati sama sekali.
"Mereka itu masih ada," jelasnya.
Amrullah mencontohkan, masih adanya orang-orang pendukung RMS yang memasang bendera kelompok separatis itu di media sosial Facebook. "Nah mereka itu lebih ke medsos perjuangannya. Misalnya pasang bendera. Saya rasa itu hanya simpatisan yang hanya menunjukan kalau mereka masih ada," jelasnya.
Ia menambahkan, gerakan RMS saat ini tidak masif. Hal tersebut menunjukan warga Maluku sudah tidak lagi mendukung gerakan-gerakan separatisme.
"Kalau semua orang Maluku mendukung pastikan masif, tapi ternyata kan tidak. Saya pikir itu (RMS) bagian terkecil dari mereka," ucapnya.
(Baca: Tokoh Pemuda Maluku: Tak Ada Lagi Bendera RMS Berkibar)