REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uskup Amboina Petrus Canisius Mandagi mengaku bangga atas kondisi Maluku saat ini. Menurutnya, Maluku kini damai dan aman tanpa adanya aksi-aksi dari kelompok separatis dan anti-NKRI.
Uskup Mandagi mengatakan, hal ini sebagai bukti pengawasan yang baik dari pemerintah daerah dan pusat dalam menciptakan kedamaian bagi seluruh warga Negara. Termasuk jajaran TNI di wilayah ini yang getol melakukan pendekatan persuasif kepada semua kalangan masyarakat.
“Saya bangga sekali, berarti orang Maluku sudah sadar bahwa NKRI sudah tidak bisa menjadi republik lain,” katanya kepada Republika.co.id, Ahad (30/4).
Seperi diketahui, Republik Maluku Selatan (RMS) adalah kelompok separatis yang diproklamasikan pada tanggal 25 April 1950, dengan maksud untuk memisahkan diri dari Negara Indonesia Timur yang saat itu Indonesia masih berupa Republika Indonesia Serikat. Seiring berjalannya waktu, keinginan memperjuangkan RMS hingga kini semakin melemah.
Mandagi mengatakan, tidak menutup kemungkinan di Maluku masih ada sekelompok kecil masyarakat yang menjadi simpatisan RMS dan melakukan pengibaran bendera RMS di beberapa lokasi. "Saya juga bangga tidak ada pengibaran RMS di sini. Saya apresiasi kinerja pemerintah daerah, TNI khususnya Kodam XVI Pattimura dalam hal ini," ucapnya.
Menurut Mandagi, kerukunan kehidupan antarumat beragama pun terjalin sangat baik. Dia berharap, keadaan tenteram bisa terjadi seterusnya di Maluku. Mandagi juga menyebut, Maluku lebih aman dan damai dibanding Ibu Kota Jakarta hari ini.