REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Maluku Said Assegaf bersyukur tak ada satu bendera atau atribut apa pun dari kelompok Republik Maluku Selatan (RMS), yang terpasang di wilayah Provinsi Maluku, pada tahun ini. Said menilai, saat ini masyarakat telah mengetahui secara jelas munculnya gerakan-gerakan separatis di wilayah Maluku.
"Alhamdulillah, masyarakat semakin mengerti persoalan-persoalan yang kemarin-kemarin," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (30/4).
Begitu juga di beberapa daerah yang sebelumnya dikenal dengan rawan RMS. Said menjelaskan, rata-rata pergerakan yang dilakukan RMS sudah sangat kurang. Masyarakat sudah lebih memahami.
Dia mengakui, ia terus memantau dan mencermati berbagai hal jelang tanggal 25 April, atau bertepatan dengan diproklamirkannya kelompok RMS. Saat ini, Said mengaku lega, lantaran tidak ada berita atau informasi yang dia dapatkan terkait kegiatan RMS.
"Saya memang tunggu tanggal kemarin (25/4) dan saya bersyukur, tidak ada SMS satu pun yang masuk. biasanya ada kegiatan-kegiatan mereka (RMS) yang dilaporkan, tapi kali ini kan semua bersih," katanya.
Said berharap, di tahun-tahun berikutnya akan seperti pencapaian di tahun ini. "Saya harap tahun-tahun depan sama seperti itulah," ujarnya.