REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guberunur Maluku Said Assegaff mengatakan, TNI dan Polri juga ikut memberikan kontribusi pendekatan preventif pada masyarakat Maluku, untuk mencegah timbulnya gerakan-gerakan separatisme.
Said mengatakan, pendekatan pemberdayaan pada masyarakat, membuat masyarakat memahami bahwa pemerintah juga memperhatikan daerah mereka.
"Kita memang memberdayakan mereka, terus perhatian pemerintah kepada mereka kita tingkatkan, kemudian kita turun (ke lapangan). Tidak hanya Pemda, tetapi TNI dan Polri juga turun, dan masyarakat semakin paham," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (30/4).
Pendekatan tersebut, kata Said, untuk berdialog langsung pada masyarakat tentang apa yang mereka butuhkan. Hasil dialog tersebut, said menjelaskan, masyarakat membutuhkan sarana dan prasarana untuk kebutuhan hidup sehari hari.
"Mereka butuh jalan, mereka butuh sekolah untuk anak-anak mereka, itu kan wajar, itu memang tugas pemerintah sebenarnya," katanya.
Said juga mengatakan, sarana yang tak kalah penting adalah dermaga untuk masyarakat yang tinggal di pesisir pantai. Hal tersebut sangat dibutuhkan, sebab, kata Said, jika musim ombak datang, angin kencang dan gelombang tinggi kerap merusak kapal-kapal masyarakat sekitar.
"Kasian mereka punya perahu-perahu itu kan rusak, tidak bisa diparkir, mereka butuh halaman parkir sebenarnya,"
Pria berusia 63 tahun ini juga memilih pendekatan preventif dengan memberdayakan masyarakat peta rawan konflik dari gerakan Republik Maluku Selatan (RMS).
"Kita berdayakan mereka juga, anak-anak sekolah kita kasih baju, ibu rumah tangga kita kasih mesin jahit, mereka bisa berpartisipasi pada pemerintah daerah dengan pembangunan," ujarnya.