REPUBLIKA.CO.ID, Rasulullah SAW memiliki sejumlah barang pribadi, sebagiannya masih tersimpang dengan baik antara lain di sejumlah museum seperti Museum Topkapi, Istanbul, Turki. Sebagian lainnya ada pula yang disimpang dengan baik di Baghdad.
Tetapi banyak pula barang-barang pribadi Rasul yang tidak jelas rimbanya. Di antara barang tersebut adalah cincin yang selalu dipakai Rasulullah selama masa hidup.
Dalam kitabnya yang berjudul Mafahim Yajib an-Tushahah, Sayyid Muhammad bin ‘Alawi al-Maliki al-Hasany menelusuri keberadaannya dengan menukilkan sejumlah riwayat.
Abdullah bin Umar, seperti dinukilkan Imam Bukhari, mengatakan Rasul pernah memiliki cincin dari tembaga yang dipakai di jari tangannya, kemudian setelah wafat, cincin tersebut berpindah ke Abu Bakar, lalu (setelah Abu Bakar wafat) beralih lagi ke Umar bin Khatab, kemudian (sepeninggal Umar) berganti ke Utsman bin Affan. Dan nahas, di tangan Utsman cincin tersebut jatuh di Sumur Aris.
Sejumlah riwayat menyebutkan, cincin tersebut berada di tangan Utsman selama kurang lebih enam tahun.
Mengutip kitab al-Maghanim al-Muthalabah fi Ma’alim Thabah karya al-Fairuzabadi, cincin tersebut sempat dicari di dasar sumur selama tiga hari berturut-turut dengan beragam cara, termasuk menguras airnya, namun tidak berhasil ditemukan.
Lokasi sumur ini berada di sebuah kebun tak jauh dari Masjid Quba, Madinah. Setelah kejadian ini, sumur tersebut sekarang lebih dikenal dengan sebutan ‘Sumur Cincin’ (Bi’r al-Khatim).