Senin 01 May 2017 16:06 WIB

Ini Alasan GP Ansor Malang Menolak Talk Show Ustaz Felix Siauw

Rep: Christiyaningsih/ Red: Ilham
Ustaz Felix Siauw.
Foto: Republika/Agung Suprianto
Ustaz Felix Siauw.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ketua PC GP Ansor NU Kota Malang, HM Nur Junaedi Amin mengatakan, GP Ansor menolak digelarnya acara yang diisi oleh Ustad Felix Siauw pada Ahad (30/4), kemarin. Junaedi mengklaim penolakan demi menjaga keutuhan Pancasila sebagai dasar negara dan menjaga persatuan masyarakat.

Kemarin, di sebuah hotel di Kota Malang digelar Talk Show bertajuk 'Cinta Mulia' dengan pembicara Ustad Felix Siauw. Namun saat acara tengah berlangsung, polisi datang membubarkan dengan alasan acara itu belum mengantongi izin.

"Kita lakukan pendekatan persuasif, PC GP Ansor Malang bekerja sama dengan kepolisian karena mereka yang berwenang membubarkan acara," kata Junaedi saat dihubungi Republika.co.id, Senin (1/5).

Menurutnya, selain kegiatan tidak berizin, yang paling mendasari penolakan adalah sosok sang ustaz sebagai kader HTI yang sering menyuarakan terbentuknya khilafah di Tanah Air.

"Kita lihat sendiri bagaimana Felix Siauw di medsos getol menyuarakan khilafah di Indonesia, GP Ansor dan simpul-simpul nasionalis lain sepakat bahwa HTI makar karena ingin menggeser Pancasila sebagai dasar negara dan mengganti pemerintahan saat ini," katanya.

GP Ansor, kata Junaedi, berupaya menjaga Pancasila sebagai dasar negara. Ia juga mengatakan, organisasinya mempertahankan keutuhan Indonesia yang lahir atas dasar keberagaman dan kebersamaan. "Jangan seenaknya saja berdakwah tanpa mengindahkan nilai toleransi," katanya.

Kota Malang dipandang sebagai sasaran empuk untuk menyuntikkan doktrin-doktrin terbentuknya khilafah karena banyak dihuni generasi muda. "Kami berupaya menjaga kondusivitas lokal di Malang, bukan dakwahnya yang kita masalahkan tapi bagaimana doktrin khilafah secara halus dibungkus melalui kegiatan seperti talk show keagamaan dan sejenisnya," kata Junaedi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement