Senin 01 May 2017 17:59 WIB

Detik-detik Menegangkan Sebelum Kecelakaan Maut di Puncak Cianjur

Rep: Alfan Tiara Hilmi / Red: Bayu Hermawan
Sejumlah warga melihat bus yang jatuh akibat terlibat kecelakaan beruntun di Jalan Puncak, Ciloto, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Minggu (30/4).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Sejumlah warga melihat bus yang jatuh akibat terlibat kecelakaan beruntun di Jalan Puncak, Ciloto, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Minggu (30/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus kecelakaan bus di jalur Puncak, Cianjur, Jawa Barat, kembali terjadi pada Ahad (1/5) kemarin. Sebanyak 12 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam kecelakaan yang terjadi di wilayah Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur.

Jhonson Nainggolan (40), salah seorang penumpang bus Kitrans menceritakan detik-detik sebelum kecelakaan maut terjadi. Jhonson mengungkapkan, saat melaju di jalan yang menurun, sopir bus terlihat kebingungan.

"Jadi saya lihat si sopir kaya bingung begitu saat mengendalikan mobilnya," kata Jhonson di kediamannya di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (5/1).

 

Jhonson melanjutkan, melihat sopir bus panik dan bingung mengendalikan perseneleng bus, ia pun merasa ada sesuatu yang janggal. Ia pun semakin panik saat mendengar sopir bus setengah berbisik kepada kondektur yang mengatakan "rem bus tidak berfungsi".

 

"Saya panik kan, saya tanya ke sopir benar atau tidak. Tapi teman saya yang di sebelah langsung ketakutan dan berteriak "rem blong!" kepada para penumpang di belakang," ujarnya.

Meskipun sudah mengetahui rem bus tidak berfungsi, Jhonson masih tetap berada di dekat sopir. Ia mencoba membantu sopir agar bus tetap bisa dikendalikan. Jhonson menyarankan kepadanya untuk mengurangi kecepatan bus dengan mengendalikan kopling.

"Mesin sudah dimatikan, saya bilang ke sopir, pak mainkan koplingnya pak. Tapi si sopir bilang perseneleng dan kopling tidak berfungsi. Jadi mesin itu seperti los, netral aja begitu kondisinya," jelasnya.

Dalam kondisi kecepatan bus yang tidak terkendali, Jhonson menyatakan, kondektur bus sempat berteriak ke luar untuk memperingatkan warga sekitar agar menghindar.

Melewati turunan panjang, bus tanpa rem itu melaju dalam kecepatan tinggi. Jhonson bersyukur saat itu kondisi jalan yang mengarah ke Cianjur, kosong, alias tidak ada kendaraan apapun di depan.

 

"Kondektur pun sempat mengeluarkan setengah badannya dari pintu bus. Dia teriak "rem blong...rem blong awas minggir! kepada orang-orang di jalan," ucapnya menirukan kondektur bus.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement