Selasa 02 May 2017 07:49 WIB

Pemkot Surabaya Pastikan tak Ada Prostitusi Terselubung di Dolly

Kawasan lokalisasi Dolly ketika masih beroperasi.
Foto: Antara
Kawasan lokalisasi Dolly ketika masih beroperasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memastikan eks lokalisasi Dolly dan Jarak yang telah ditutup pemkot dua tahun lalu bersih dari praktik prostitusi terselubung.

"Kita pastikan eks lokalisasi Dolly sudah bersih dari praktik prostitusi, dan keamanan terus kita tingkatkan untuk menjaga kenyamanan masyarakat di wilayah Dolly," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Satpol PP Kota Surabaya Irvan Widianto saat jumpa pers soal "Penegakan Perda dan Upaya Pengamanan Kota" di Pemkot Surabaya, Senin (1/5).

Menurut dia, Satpol PP aktif melakukan patroli di kawasan Dolly yang kini sudah berubah fungsi dari eks lokalisasi menjadi daerah yang hidup dari segi ekonomi warga seperti maraknya usaha kecil menengah dan industri kreatif.

Ia mengakui memang belum lama ini ditemukan ada praktik prostitusi terselubung di bekas kawasan Dolly namun segera dirazia dan ditindak oleh Satpol PP. "Dalam razia tersebut ada tujuh wanita pekerja seks komersial (PSK) yang kita amankan," katanya.

Lebih lanjut, Irvan menjelaskan jumlah PSK yang terjaring oleh Satpol PP disekitar eks Dolly selama empat bulan terakhir yaitu Januari hingga April 2017 sudah terjaring 36 PSK dari empat wilayah yaitu eks lokalisasi Dolly 12 orang, Makam Kembang Kuning 11 orang, Diponegoro 3 orang dan Tambak Asri 10 orang.

"Sementara selama 2016 jumlah PSK atau wanita harapan yang telah terjaring oleh Satpol PP total sebanyak 111 orang. Setiap PSK yang terjaring akan dilakukan outreach dan tes HIV oleh Dinas Kesehatan dan DP5B Kota Surabaya," kata Irvan.

Irvan juga menambahkan dalam menjaga ketertiban umum bukan hanya fokus di kawasan eks Dolly namun juga seluruh Surabaya yang diindikasikan rawan terhadap kriminal. Langkah-langkah Satpol PP dalam menjaga ketertiban umum, kata Irvan, Satpol PP membentuk Tim Asuhan Rembulan yang terdiri dari Polrestabes, Tim Odong-Odong Satpol PP, Satlinmas, Dispora, Dishub, dan Dinas Sosial Kota Surabaya.

Irvan menerangkan selama enam bulan sejak Oktober 2016 hingga Maret 2017 Tim Asuhan Rembulan sudah berhasil merazia sedikitnya 40 orang dalam operasi penertiban. Rinciannya, bulan Oktober 2016 terjaring 12 orang, November 5 orang, Desember 4 orang, Januari 2017 14 orang, Februari 2 orang, dan bulan Maret 3 orang.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement