REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mendorong pemerintah daerah segera memiliki peta daerah rawan bencana banjir dan longsor.
"Jika memang lokasi banjir dan tanah longsor masuk dalam zona rawan bencana maka seharusnya tidak dapat ditinggali penduduk. Disitulah Pemerintah daerah melakukan fungsi pengawasan," kata Khofifah dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (2/5).
Peta tersebut nantinya menjadi acuan bagi pemerintah daerah untuk memperbolehkan suatu lokasi ditempati masyarakat atau tidak. Selain berguna untuk mengantisipasi dan evakuasi bila bencana datang.
Sedangkan terkait opsi relokasi, Khofifah menyampaikan bahwa hal tersebut sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Daerah. Lahan dipersiapkan Pemerintah Daerah, sedangkan Kementerian Soaial memberi bantuan isi hunian tetap berupa perabotan rumah, peralatan dapur, tempat tidur, dan lain sebagainya senilai Rp 3 juta.
Relokasi, menurut dia, penting dilakukan untuk menghindari bencana alam dan kerugian yang lebih besar. Terutama kehilangan nyawa akibat bencana alam seperti tanah longsor dan banjir. "Daripada terus menerus merasa was-was tertimpa bencana, lebih baik direlokasi," imbuhnya.
Sebagai solusi jangka panjang, Pemerintah melalui Kementerian Sosial juga akan mengembangkan dan memperbanyak keberadaaan Kampung Siaga Bencana. KSB dimaksudkan untuk mempersiapkan warga di daerah rawan bencana menghadapi bencana alam. Target hingga 2019, berdiri sebanyak 1.000 KSB.
Khofifah saat ini tengah meninjau wilayah terdampak banjir bandang di Dusun Deles, Desa Citrosono, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Selasa (2/5). Sebelumnya, Khofifah juga menyempatkan menengok korban selamat di RSUD Tidar, Magelang.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah menyerahkan bantuan sosial santunan ahli waris, luka berat, dan logistik korban banjir bandang. Bantuan secara simbolis diberikan di Aula Kecamatan Grabag, Magelang.
Total bantuan yang diberikan sejumlah Rp 321 juta terdiri dari santunan kematian bagi 13 ahli waris korban meninggal sebanyak Rp 195 juta, korban luka sejumlah Rp 15 juta kepada tiga orang, dan bantuan logistik sejumlah Rp 116,5 juta.