Selasa 02 May 2017 17:38 WIB

PP Pemuda Muhammadiyah Sebut Aparat Terkesan Pilih-Pilih Kasus

Rep: Singgih Wiryono/ Red: Andi Nur Aminah
Pelapor sekaligus saksi Pedri Kasman didampingi tim pengacara memberikan keterangan kepada wartawan di kantor PP Muhammadiyah, Jumat (13/1).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pelapor sekaligus saksi Pedri Kasman didampingi tim pengacara memberikan keterangan kepada wartawan di kantor PP Muhammadiyah, Jumat (13/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Pedri Kasman menilai, aparat terkesan pilih-pilih kasus dalam penegakan hukum. Dia mengatakan, hal tersebut terlihat pada penegakkan hukum kasus ujaran kebencian. "Ada kesan pilih-pilih kasus," ujarnya saat dihubungi Republika,co.id, Selasa (2/5).

Pedri mengatakan, Kasus-kasus sensitif seperti ini banyak bermunculan sejak dugaan penodaan agama oleh Ahok. Namun, Pedri menyayangkan sikap penegak hukum yang terlihat tak peka terhadap kasus-kasus ujaran kebencian tersebut "Sayangnya aparat penegak hukum terlihat kurang sensitif," ujarnya.

Menurut Pedri, jawaban dari kasus-kasus tersebut adalah penegakan hukum yang adil dan tak pandang bulu. Penegakman hukum, kata dia, harus mengedepankan prinsip-prinsip keadilan.

"Harus ada persamaan di depan hukum. Jangan dilihat siapa pelakunya, tapi lihatlah apa yang dia lakukan," katanya.

Kasus ujaran kebencian kembali menjadi sorotan publik setelah akun Twitter @NathanSuwanto menulis cicitan dengan nada ancaman. Ancaman pembunuhan ditunjukan oleh beberapa tokoh legislatif, di antaranya Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon dan anggota DPD RI Fahira Idris.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement