REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian dalam 10 tahun terakhir telah melepas dan memurnikan 11 varietas unggul padi lokal Sumatera Barat sebagai upaya mengangkat benih padi lokal.
Kepala Balitbangtan M. Syakir di Jakarta, Selasa, mengatakan ke 11 varietas unggul lokal Sumbar tersebut yakni varietas Caredek Merah dan padi Hitam Siarang kerja sama dengan Kabupaten Solok, varietas Junjuang dengan Kabupaten Limapuluh Kota, varietas Bawaan dengan Kabupaten Pesisir Selatan.
Kemudian varietas Saganggam Panuah dengan Pemerintah Kota Padang Panjang, varietas Lampai Kuniang dengan Pemkab Sijunjung, varietas Kuriak Kusuik dengan Pemko Bukit Tinggi dan varietas unggul lokal padi Gogo Sigudang dengan Pemkab Pasaman Barat.
"Ini sebagai upaya Balitbang mendukung swasembada pangan dengan mendorong Pemda mengembangkan komoditas unggulan," M. Syakir pada saat pendandatanganan Nota Kesepahaman antara Balitbangtan Kementan dengan Provinsi Sumatera Barat, Kota Solok dan Kabupaten Dharmasraya di Kantor Balitbangtan.
Hadir dalam penandatanganan nota kesepahaman tentang Penelitian dan dan Pengembangan Pertanian di Provinsi Sumatera Barat serta pembangunan dan Pengembangan Kota Solok dan Kabupaten Dharmasraya tersebut yakni Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Walikota Solok dan Bupati Dharmasraya.
Sementara itu terkait kerja sama Balitbangtan dengan Pemprov Sumbar, menurut Syakir, telah dihasilkan "Teknologi Lado 21" yaitu teknologi pengolahan sawah bukaan baru yang efektif mengatasi masalah keracunan besi dan meningkatkan produktivitas sawah bukaan baru sehingga hasilnya sama dengan sawah yang telah mapan.
"Teknologi tersebut dihasilkan di Kabupaten Dharmasraya melalui program cetak sawah baru irigasi Batang Hari. Saat ini BPTP (Balai Penelitian Tanaman Pangan) juga mendampingi penerapan Teknologi Lado 21 dalam program Upsus (upaya khusus) cetak sawah baru di beberapa kabupaten lain di Sumbar," katanya.
Sedangkan khusus untuk Kota Solok, telah dihasilkan pemurnian dan pelepasan varietas unggul lokal padi sawah yang sangat terkenal dan diminati masyarakat Sumbar bahkan hingga ke Provinsi Jambi, Riau dan Bengkulu, yang di pasaran dikenal dengan varietas Anak Daro.
"Varietas Anak Daro ini menghasilkan beras premium dengan harga jual yang sangat tinggi di pasaran," katanya.
Wali Kota Solok Zul Elfian mengatakan sektor pertanian di wilayahnya saat ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan karena varietas padi Anak Daro mampu memberikan kontribusi yang cukup besar dalam peningkatan hasil produksi.
"Kami sudah mulai tanam varietas padi anak daro hasil kajian Balitbangtan dan hasilnya cukup memuaskan bagi peningkatan produksi padi Kota Solok," ujarnya.
Menurut dia, varietas Anak Daro cukup diminati oleh masyarakat petani di Solok dan Provinsi Sumbar pada umumnya karena varietas ini menghasilkan beras premium yang bagus dan memiliki harga jual yang cukup tinggi di pasaran.
Zul Elfian menambahkan untuk mendukung pengembangan agrobisnis padi sawah di Kota Solok telah disusun peta jalan target capaian sektor pertanian ke depan terutama sepanjang 2017.
Sementara itu untuk target pengembangan pertanian secara umum pemerintah kabupaten kota telah memperbarui Data Base Pertanian kota Solok sesuai dengan potensi dan kondisi terkini yang dikerjasamakan dengan Balitbangtan melalui BPTP Balitbangtan Sumatera Barat.