REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan menanggapi santai pernyataan Presiden Joko Widodo yang memujinya mampu memimpin Ibu Kota dan mendukung iklim investasi di Indonesia. Anies mengatakan akan mendukung penuh kebijakan terkait dengan investasi yang digencarkan pemerintah pusat.
"Kami akan bekerja searah dengan garis kebijakan pemerintah pusat terkait dengan investasi, dengan kemudahan berbisnis," kata dia di Matraman, Jakarta Timur, Selasa (2/5).
Jakarta, menurutnya, adalah bagian yang cukup instrumental bagi strategi investasi pemerintah pusat. Anies mengatakan, siap bekerjasama dengan pemerintah Presiden Jokowi terkait hal tersebut. Terlebih, dirinya pernah bekerjasama dengan Presiden Jokowi dan para pembantunya saat masih menjabat sebagai Mendikbud.
"Kami senang dari pemerintah presiden memberikan restu yang positif. Suasana positif itu dibutuhkan. Insya Allah kita akan terus bisa bersama," ujar dia.
Dia menambahkan, Pemorov DKI yang akan dipimpinnya nanti akan membantu penuh upaya untuk menarik investasi. Anies siap bekerjasama dengan lembaga terkait seperti BKPM, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Tenaga Kerja dan yang lain.
"Saya pernah kerja sama dengan mereka semua. Karena itu bukan hal yang aneh kalau presiden melihat kita-kita ini siap untuk //deliver// apa yang jadi strategi nasional untuk investasi," katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menjelaskan kepada para investor di Hong Kong mengenai terpilihnya Anies Baswedan sebagai gubernur baru DKI Jakarta. Pemilihan gubernur baru Jakarta dinilai akan mendukung iklim investasi di Indonesia.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, Presiden Jokowi secara resmi menerima terpilihnya Gubenur Jakarta setelah KPU memutuskan pada 5 Mei mendatang. Terpilihnya Anies Baswedan sebagai gubernur DKI Jakarta memperlihatkan bahwa kondisi yang 'keras' dan tarik menarik yang sangat kuat telah terselesaikan secara baik. Menurutnya, hal ini menjadi hal positif bagi investor.
"Dunia luar selalu melihat bahwa perbedaan yang ada 'di bawah', ternyata Indonesia sudah mengalami proses pendewasaan secara politik dan demokrasi," ujar Pramono di Istana Negara.