REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Andrew Hastie telah dianggap sebagai politikus Kristen sejak hari pertama ia terjun ke dunia politik Australia.Ia mengaku hal itu kadang membuatnya frustasi, tapi ia merasa tidak harus menyembunyikan siapa dirinya.
Anggota Parlemen Australia dari daerah pemilihan Canning, Australia Barat, ini telah menjadi sorotan karena pandangannya soal pernikahan sesama jenis dan perubahan undang-undang tentang kejahatan berbasis rasial. Tapi inti dari pandangannya adalah keyakinan setiap orang setara dan memiliki martabat.
Ia mengatakan keyakinan ini juga yang mempengaruhi pandangannya pada setiap kebijakan."Saya kembali ke aturan moral berdasarkan nurani, mencintai tetangga Anda seperti mencintai diri sendiri, dan memperlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin mereka memperlakukan Anda," katanya.
Ia mengatakan ada sentimen mengganggu dalam kehidupan publik, dimana Anda seharusnya tidak berbicara tentang Tuhan atau keimanan, topik tersebut sebaiknya tidak dibahas. Mereka yang berani berbicara, menurutnya, memiliki pandangan sendiri berdasarkan keyakinan, warna kulit, dan seksualitas mereka.
"Saya pikir itu efek dari budaya Marxisme," kata Andrew.
"'Kamu orang berkulit putih, seorang laki-laki, jadi tentu saja akan bilang seperti itu, dan apakah kamu Kristen? Tentunya kamu akan mengatakan hal itu."
Untuk mengatasi sikap itu, ia telah mencoba menjelaskan proses pemikiran di balik pandangannya, mengenai kebijakan tertentu. "Suara Kristen telah menjadi sangat penting dalam demokrasi Australia. Karenanya, menjadi mengganggu, saat orang mencoba meminggirkan suara itu," katanya.
Terkadang serangan pribadi, seperti tuduhan rasialsme, bisa diatasi dan dihentikan. Tapi di saat lain, Andrew merasa malu pada orang yang menyerangnya. "Terasa bebas saat Anda menyadari media bukanlah teman Anda," katanya.
"Jadi saya hanya memegang prinsip saya, tidak ada yang disembunyikan, Anda adalah siapa yang sebenarnya."
Andrew mengatakan ia mengambil pandangan tradisional soal memisahkan gereja dan negara, pemisahan gereja dan negara, meyakinkan negara tidak mencampuri gereja atau kebebasan beragama. "Karena itulah saya menolak aturan soal pelarangan burka," katanya.
"Kebebasan beragama itu penting. Jika saya tidak menjaga kebebasan beragama bagi umat Islam untuk memakai burka, jika mereka memilih memakainya, apa jadinya jika itu akan berbalik pada saya, saat menyangkut keimanan saya sendiri?"
Ia mengatakan memegang teguh pendirian itu, meskipun pemakaian burka dianggap tidak bisa diterima karena dianggap menutupi sosok perempuan. Andrew belajar politik dan sejarah di universitas. Namun mantan anggota SAS, satuan khusus di tubuh militer Australia, tersebut mengatakan pendekatannya terhadap politik juga dibentuk oleh pengalamannya saat bertugas di Afghanistan.
Di sana, dia mengaku belajar untuk menjadi sangat skeptis terhadap harapan-harapan untuk mencapai kesempurnaan. "Saya menyadari betapa rapuhnya sistem politik kita, bagaimana politik berevolusi dari waktu ke waktu, hal-hal seperti Australia tidak terjadi begitu saja," ia menjelaskan.
"Pengalaman saya di luar negeri telah memberi saya apresiasi yang lebih besar tentang seberapa banyak kita perlu bekerja untuk menjamin kebebasan diri di masa depan, untuk menjamin institusi kita di masa depan."
"Kita adalah penjaga dunia dan perlu menjaga kebebasan dan institusi kita untuk generasi mendatang."
"Tapi tetap berhubungan dengan konstituen Anda bisa jadi sulit saat Anda harus pergi ke daerah lain saat bertugas. Kota Moskow dan London lebih dekat daripada Canning di Australia Barat dan Canberra di Kawasan Ibukota Australia," katanya.
"Kita sangat jauh dari Canberra dan saya harus selalu mengingatkan diri sendiri akan kenyataan itu."
Satu pengingatnya adalah perubahan zona waktu yang konstan. "Anda mengalami jet-lagged dari awal sampai akhir," katanya.
Di tengah kesulitannya mencari waktu luang, Andrew senang membaca.Buku favoritnya termasuk biografi, buku tulisan Shakespeare, dan Psalm, tulisan dari Taurat, bagian dari Kitab Perjanjian Lama umat Kristen. "Ada kekurangan 'puisi' dalam politik saat ini," katanya.
"Sekarang menjadi lebih teknis, ini lebih berubah-ubah."
"Hal-hal seperti Pslams dan puisi secara umum memiliki daya tarik besar bagi saya, karena menguak kebenaran dengan cara sangat berbeda dengan apa dan bagaimana Anda menerimanya di dunia politik."
Andrew memandang sosok Abraham Lincoln sebagai panutan. "Pidato politik favorit saya sepanjang masa adalah pidato pengukuhan Lincoln yang kedua," katanya.
"Ini adalah ekspresi tentang pandangan dunianya. Ia diserang oleh banyak orang, saat pertama kali mengatakannya. Sekarang ada di sebuah monumen untuk dilihat semua orang."
Andre tak asing lagi dengan kritikan dari publik. Termasuk kontroversi baru-baru, mengenai sebuah video yang menampilkan Andrew dan rekannya dari Partai Liberal, Tim Wilson yang membahas pandangan mereka yang menolak pernikahan sesama jenis.
Coopers Brewery, produsen bir asal Adelaide dan Bible Society, pusat kajian Injil di Australia, pada awalnya memiliki kaitan dengan video tersebut, namun dengan segera menjauhkan diri setelah adanya kecaman.
Andrew mengaku hal tersebut sangatlah mengecewakan. "Politisi saja tidak bisa melawan ini," katanya.
"Hal yang jelas tentang perdebatan Coopers ini adalah seberapa cepat Coopers menjauh, betapa cepatnya Bible Society melindungi dirinya, dan membiarkan Tim dan saya berdua terekspos, padahal semua ini untuk menunjukkan dua orang yang bisa memperdebatkan sebuah isu seperti pernikahan dengan cara yang terhormat, memiliki alasan, dan ramah.
Tapi menurutnya, meskipun begitu, ia masih mendesak orang lain untuk tetap memberikan pendapatnya tanpa rasa takut. "Lakukanlah, tunjukkan keberanian," katanya.
"Karena jika orang menjauh dari publik, keadaan kita lebih buruk dari sebelumnya."
Simak cerita dalam serial Berpolitik dan Beragama, dari para politikus di Australia lainnya. Reporter politik Alexandra Beech akan menyelami keyakinan dan prinsip yang mempengaruhi politisi federal Australia. Para politisi Australia yang dibahas adalah Ed Husic, Andre Wallace, Lee Rhianon, Andrew Hastie, Andrew Broad, dan Tony Burke.
Diterbitkan oleh Erwin Renaldi pada 2/05/2017 pukul 11:30 AEST dari artikel dalam bahasa Inggris di ABC News.