Rabu 03 May 2017 05:00 WIB

Mumi pun Terkena Dampak dari Konflik Yaman

Rep: Kabul Astuti/ Red: Bayu Hermawan
Mumi (ilustrasi)
Foto: EstebanBarerra.com
Mumi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YAMAN -- Dampak konflik di Yaman tidak hanya melanda warga negara itu. Mumi pun terkena dampak dari  perang sipil di Yaman yang telah berlangsung selama dua tahun belakangan.

Sebuah mumi yang tersimpan di satu museum besar di Yaman mulai membusuk karena kekurangan bahan pengawet. Mumi ini berasal dari peradaban pagan. Kurang lebih sekitar 1,5 milenium yang lalu, jauh sebelum kemunculan Islam.

"Mumi ini sudah mulai membusuk dan terinfeksi bakteri, karena kami tidak memiliki listrik dan mesin untuk merawatnya," kata Kepala Departemen Arkeologi, Abdelrahman Jarallah, dilansir dari Reuters, Selasa (2/5).

Jarallah menyatakan membutuhkan beberapa bahan kimia untuk membersihkan mumi setiap enam bulan, dan itu tidak tersedia karena situasi politik. Pemadaman listrik di Sanaa membuat dehumidifier yang berfungsi menurunkan kelembaban udara tak berfungsi. Pendanaan untuk lembaga pemerintah seperti universitas, juga kembang kempis.

Beberapa ahli purbakala tertarik datang ke universitas untuk membantu merawat benda purbakala tersebut. Tapi, penutupan bandara Sanaa oleh koalisi militer, serta blokade dekat pelabuhan utama Laut Merah telah memotong jalan itu.

"Begitu banyak tempat telah hancur karena perang ini. Kita sekarang memiliki beberapa yang bertahan, dan kita harus melestarikannya," ujar seorang profesor purbakala, Ameeda Shaalan.

Konflik antara koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi dan gerakan bersenjata Houthi di Yaman telah menewaskan sedikitnya 10 ribu orang. Konflik ini terbukti tidak hanya merugikan masa depan negara, tapi juga masa lalu Yaman yang kaya. Sejumlah situs bersejarah di Yaman porak poranda.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement