REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjelaskan kelanjutan pembangunan lahan Rumah Sakit (RS) Sumber Waras. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Pemprov DKI Jakarta), Ahok menginginkan, adanya satu sistem pendanaan pembangunan lahan RS Sumber Waras.
"Pakai BUMN, ada Keppres 2015 yang mengatur untuk infrastruktur, apalagi yang infrastruktur kesehatan. Nanti kita bisa kerjasama dengan swasta apalagi dengan BUMN. Dia sudah bangun baru kita cicil bayar," ujar Ahok di Balai Kota, Rabu (3/5).
Pembangunan lahan RS Sumber Waras ini memerlukan biaya sebesar Rp 3 triliun. Rencananya fasilitas kesehatan tersebut akan memiliki 2000 ranjang dan apartemen.
"Kita lagi suruh cari format (karena) ini pertama kali. Beda format kedua, kita mau dibantu dari Asian Development Bank. Dia mau bikin pengkajian di Filipina, di (daerah) mana-mana. Kerja sama ke swasta," katanya.
Hanya saja, Ahok takut apabila pembangunan lahan RS Sumber Waras sekadar dikerjasamakan dengan swasta, maka manfaat kelas tiga di rumah sakit tersebut bagi pasien hanya 30 persen. "Kita maunya bila perlu kelas 3, 90 atau 100 persen makanya lebih cocok dengan BUMN, dia bangun kita bayar," ujarnya.
Lahan RS Sumber Waras ini, Ahok menyatakan, akan dibangun untuk pasien penderita penyakit kanker, stroke, dan otak. Sementara pasien penderita jantung bisa ditangani di Rumah Sakit (RS) Tarakan.