Rabu 03 May 2017 15:27 WIB

UNESCO Keluarkan Resolusi Kritik Pendudukan Israel

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Bulan purnama tampak di langit kota suci Yerusalem.    (AP/Jim Hollander)
Bulan purnama tampak di langit kota suci Yerusalem. (AP/Jim Hollander)

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Dewan eksekutif dari Organisasi Pendidikan Keilmuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) mengeluarkan sebuah resolusi untuk mengkritik Israel atas pendudukan yang dilakukan di wilayah Yerusalem dan Jalur Gaza. Langkah ini disambut dengan baik oleh para pemimpin Palestina. 

Menurut para pemimpin Palestina, resolusi itu menjadi sebuah kemajuan dan kemenangan internasional. Dalam ketentuan yang dikeluarkan oleh UNESCO, Israel tidak lagi berhak melakukan pendudukan di dua kota tersebut dan kedaulatan mereka sepenuhnya batal demi hukum.

"Dunia telah memilih untuk berdiri di sisi yang benar dalam menghadapi ketidakadilan Israel melalui pendudukan dan kebijakan-kebijakan yang mereka lakukan," ujar Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Malki, dilansir Aljazirah, Rabu (3/5).

Resolusi ini diajukan oleh sejumlah negara anggota yang kebanyakan adalah negara di kawasan Timur Tengah, yaitu Aljazair, Mesir, Lebanon, Oman, Qatar, Maroko, dan Sudan. Masing-masing menyerukan agar Israel menghentikan pendudukan di kota dan wilayah, yang selama ini menjadi dasar konflik dengan Palestina.

Setelah pemungutan suara dilakukan atas dikeluarkannya resolusi tersebut, sebanyak 22 negara menyetujui. Sementara, tujuh anggota dewan organisasi, serta Amerika Serikat (AS), Jerman, dan Italia menyatakan penolakan.

Selama ini, Israel dilaporkan terus melakukan pendudukan di Yerusalem. Termasuk di wilayah timur kota itu, yang dengan tegas dikatakan sebagai Ibu Kota Palestina di masa depan. 

Berbagai tindakan untuk menduduki kota tersebut dilakukan Israel, mulai dari dibangunnya permukiman, hingga penggalian terowongan, dan banyak proyek lainnya. Dengan resolusi oleh UNESCO, pentingnya Yerusalem sebagai sebuah kota suci untuk tiga agama yang berbeda juga ditegaskan.

Selama ini, Yerusalem menjadi kota yang penting bagi umat Islam, Kristen, dan Yahudi. Ketiga agama berbagi tempat di salah satu kota tertua di dunia tersebut karena berkaitan dengan apa yang tertulis di kitab suci masing-masing.

Sebelumnya, UNESCO juga telah mengeluarkan resolusi yang secara lebih keras mengkritik Israel pada 2016 lalu. Saat itu, tepatnya pada April di tahun itu UNESCO menyatakan Isreal telah melakukan agresi secara ilegal dan melakukan perbuatan melawan kebebasan bagi umat Muslim untuk beribadah di Masjid al-Aqsa.

Kemudian pada Oktober 2016, UNESCO kembali mengeluarkan resolusi yang menyatakan bahwa kawasan di sekitar al-Aqsa sepenuhnya milik umat Islam. Sementara Israel yang merasa di sana juga terdapat rumah ibadah Yahudi, yaitu Temple Mount merasa tersingkir.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement