Rabu 03 May 2017 16:41 WIB

Calon TKI yang Diselamatkan Dedi Mulyadi Kerap Dapat Ancaman

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Hazliansyah
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- TKI yang gagal berangkat ke Arab Saudi, Iah Syariah (28) warga Kampung Babakan Sawah, Desa Gandamekar, Kecamatan Plered, merasa hidupnya tak tenang. Sejak kepulangannya ke tanah air bersama Bupati Dedi Mulyadi, Sabtu (29/4) tempo hari, Iah kerap kali mendapat teror dari pihak penyalur kerja. Karena itu, Iah meminta perlindungan kepada kepala daerah dua periode tersebut.

Asep Saepul Anwar, suami Iah Syariah mengatakan, sejak kepulangannya ke tanah air, isterinya sering mendapat ancaman melalui telepon selular. Ancaman itu datangnya setiap malam. Salah satu ancamannya akan menghukum Iah Syariah. Karena Iah telah berani meminta bantuan kepada Bupati Dedi.

"Isteri saya ketakutan Pak, dengan ancaman ini," ujar Asep, saat mengadukan masalahnya ke bupati, Rabu (3/1).  

Dirinya merasa terganggu dengan adanya teror ini. Apalagi, bila dirinya meninggalkan Iah sendirian di rumah. Takut terjadi apa-apa. Isi teror tersebut pihak agensi juga meminta ganti rugi. Sebab, Iah gagal berangkat jadi TKI.

Iah Syariah mengatakan, dirinya sangat ketakutan. Pulang ke rumah justru tidak mendapat ketenangan. Hampir setiap malam Iah diteror pihak agensi dari Jakarta. "Harus bagaimana Pak," ujarnya.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi meminta Asep dan Iah untuk tidak takut akan teror tersebut. Mengingat, saat ini kasus yang mendera Iah telah dilaporkan ke polisi. Pasalnya ada dugaan //human trafficking// terhadap masalah ini. Serta ada pemalsuan dokumen untuk meloloskan Iah dan temannya asal Karawang supaya bisa bekerja sebagai TKI ilegal di Arab Saudi.

"Bapak dan Ibu, saya harap tenang. Kalau ada ancaman yang lebih serius, maka akan dilaporkan lagi ke polisi," ujarnya.

Di sisi lain, Kasat Reskrim Polres Purwakarta AKP Agta Bhuwana Putra mengaku, kasus TKI asal Plered ini terus didalami. Sebab, agensi penyalur kedua TKI ini lokasinya berada di Jakarta. Meski demikian, ada kemungkinan jaringannya di Purwakarta.

"Sejak terima laporan, kami terus dalami kasus ini. Mudah-mudahan dalam waktu dekat, sudah ada titik terang," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement