Rabu 03 May 2017 18:02 WIB

Masyarakat Kampung Rawa: Ahok Kalah Artinya Warga Tolak Kepemimpinan Ahok

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Bilal Ramadhan
Penggusuran (ilustrasi)
Foto: Antarafoto
Penggusuran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Komunitas Masyarakat Kampung Rawa Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Muhammad Ikhwan, menolak keras penggusuran bersama 30 kampung lainnya di Jakarta. Mereka akan lakukan berbagai upaya dan telah bersepakat akan menggagalkan rencana Gubernur DKI Jakarta.

"Hasil Pilkada kemarin, membuktikan Ahok kalah. Itu artinya mayoritas warga Jakarta menolak cara kepemimpinan Ahok. Kami juga didukung Ratna Sarumpaet yang ikut memberikan pandangan dan sumbang saran," jelas dia saat ditemui, Rabu (3/5) sore.

Ikhwan menjelaskan, Anies dan Sandiaga sudah menadatangani kontrak politik sejak H-10 Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua. Dengan disaksikan warg 31 kampung di Jakarta, yang sudah ditetapkan akan digusur oleh Pemprov. Namun, sayang sudah terlanjur ada 15 kampung yang digusur.

Di Kampung Rawa saja tempat tinggal Ikhwan, ada 900 kepala keluarga di wilayah RW 04 Kelurahan Kebon Jeruk, yang terancam digusur. "Kita punya PAM dan PLN, kita juga ada TPS ketika Pilkada kemarin. Itu memang tanah negara, tapi kami sudah menempati selama 20 tahun, bahkan ada yang sudah menempati selama 30 tahun," jelas dia.

Bangunannya yang didirikan juga bangunan berbahan permanen. Warga menolak direlokasi, karena menurut Ikhwan, warga sudah terlanjur beraktivitas sehari-hari semua di sana. Mereka tidak setuju dipindahkan, tetapi mereka setuju untuk dibenahi dan ditata. Masyarakat sudah nyaman tinggal di Kampung Rawa.

Mereka memang tidak membayar PBB karena aparat pemerintah tidak mau menerimanya. Mereka juga membangun tanpa IMB. "Tapi kalau melihat Undang-Undang Agraria, pemerintah harusnya mengeluarkan sertifikat untuk kami. Secara defacto kita sudah memenuhi Undang-Undang Agraria, karena sudah menempati selama 20 tahun, nah itu kenapa tidak dilakukan?" papar Ikhwan.

Ia mendengar kabar, wilayah mereka akan dibangun apartemen. Sementara Kampung Akuarium, digusur agar nilai jualnya tinggi, "Lagi-lagu kepentingan pemodal," Ikhwan geram. Acara yang mereka adakan pada, Rabu (3/5) siang di Kampung Akuarium itu, untuk meluruskan pemberitaan tentang Kampung Akuarium yang bangkit lagi karena Anies-Sandi menang.

Warga Kampung Akuarium memang sudah membuat bedeng-bedeng sejak mereka digusur. Menurut Ikhwan, tidak ada hubungan dengan Pilkada DKI Jakarta 2017 atau kemenangan Anies-Sandi.

Kampung Akuarium merupakan salah satu kampung di Kelurahan/Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, yang digusur 2016 lalu. Wilayah yang digusur adalah RT 01 dan RT 12 RW 04, namun saat ini, kedua RT itu tidak diakui lagi oleh kelurahan.

Sejak penggusuran, Pemprov hanya membiarkan wilayah itu penuh dengan puing-puing rumah. Sebagian warga juga masih tetap bertahan dengan mendirikan tenda-tenda. Dan di 2017, Pemprov DKI berencana menggusur untuk kedua kalinya di wilayah tersebut.

Alasan penggusuran juga dirasa tidak masuk akal bagi warga, karena akan hanya mengulang kejadian pada 2016, mengingat masa jabatan Gubernur DKI yang hanya tinggal menghitung bulan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement