Rabu 03 May 2017 18:10 WIB

Menjaga Rupiah di Perbatasan

Rep: karta raharja ucu/ Red: Budi Raharjo
Seorang nasabah BRI sedang melakukan transaksi perbankan di KCP BRI Natuna, Rabu (4/5).
Foto: karta raharja ucu
Seorang nasabah BRI sedang melakukan transaksi perbankan di KCP BRI Natuna, Rabu (4/5).

REPUBLIKA.CO.ID, NATUNA -- Sejumlah wilayah perbatasan Indonesia yang bersentuhan dengan negara tetangga, rawan akan penyimpangan kedaulatan, termasuk dalam penggunaan mata uang rupiah sebagai alat transaksi masyarakatnya. Salah satu wilayah perbatasan adalah Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.

Untuk itu PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) persero Tbk. mencoba memberikan pelayanan perbankan di sejumlah wilayah terluar Indonesia, satu di antaranya Natuna. Divisi Transaction Banking PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Ahmad Solichin Lutfiyanto, menuturkan kehadiran BRI di Natuna bukan hanya sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian daerah.

Namun juga memastikan kedaulatan rupiah di wilayah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga tetap terjaga. Di sela-sela kunjungan NRI Peduli di Natuna, Rabu (3/5) pagi, Ahmad mengatakan kehadiran layanan perbankan untuk percepatan pembangunan dan ketahanan ekonomi.

"Selain itu untuk memastikan kedaulatan rupiah. Takutnya (jika tidak ada pelayanan perbankan) mereka menggunakan mata uang lain. Khususnya bagi daerah yang berbatas langsung dengan negara lain," kata dia.

Di Kabupaten Natuna, Bank BRI memiliki tiga unit kantor, dengan dukungan sembilan anjungan tunai mandiri (ATM), dan 21 BRILink.

Kepala Cabang BRI Tanjung Pinang, Ali Masuron, menuturkan BRI sedang dalam proses meningkatkan fokus penghimpunan dana masyarakat. Sebab, kata dia, penyaluran kredit lebih besar daripada penghimpunan dana masyarakat.

"Posisi Maret kredit di Cabang kami totalnya Rp 120 miliar, sementara DPK Rp 80 miliar. Untuk kreditnya juga fokus ke retail, dan bukan untuk kredit pegawai," katanya.

Catatan kinerja yang cukup baik, menurut Ali menjadi cerminan potensi keuangan di wilayah Natuna. "Bicara tantangan, jelas masalah geografis, dan ketersediaan jaringan," jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement