REPUBLIKA.CO.ID, Wajah Kastinah (70 tahun), warga Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, memancarkan rona bahagia saat melihat rumahnya hampir siap ditinggali. Dia sudah membayangkan, tak akan lagi kepanasan dan kedinginan seperti yang dirasakannya selama empat bulan terakhir akibat rumah tuanya ambruk.
Rumah yang ditinggali Kastinah bersama cucu semata wayangnya, Narto, ambruk karena sudah lapuk. Bahkan, reruntuhan material rumah sempat menimpa kepalanya hingga terpaksa harus dijahit di rumah sakit.
Untuk memperbaiki rumahnya yang sudah hampir rata dengan tanah, Kastinah tak memiliki uang. Penghasilan dari cucunya yang bekerja sebagai nelayan tradisional, bahkan tak bisa menutupi kebutuhan makan mereka setiap hari.
"Makan juga kadang dikasih tetangga," tutur Kastinah dengan nada suara bergetar menahan kesedihan hatinya, Selasa (2/5). Janda tua itupun tak bisa mengharapkan bantuan dari anak. Sebab, anak semata wayangnya telah meninggal dunia dengan meninggalkan seorang anak yang kini sudah beranjak remaja.
Kastinah dan cucunya yang telah piatu itu terpaksa mendirikan tenda dari terpal plastik, tepat di samping reruntuhan rumahnya. Meski bisa dijadikan tempat bernaung, namun terpal plastik membuat mereka kepanasan di saat siang hari dan kedinginan di malam hari. "Kalau siang, saya main ke tetangga-tetangga, biar tidak kepanasan," kata nenek tua dengan tubuh yang sudah membungkuk dan ringkih itu.
Doa Kastinah agar rumahnya kembali berdiri akhirnya terkabul. Dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-98 Kodim 0616/Indramayu 2017, rumahnya menjadi salah satu dari 12 rumah tidak layak huni yang diperbaiki para anggota TNI. "Alhamdulillah, saya bahagia sekali. Terima kasih kepada bapak-bapak tentara," ujar Kastinah.
Perwakilan dari Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Dadap, Kaedi, menjelaskan, kondisi Kastinah selama ini memang sangat memprihatinkan. Sejak rumahnya ambruk, Kastinah tinggal dibawah terpal plastik. "Dengan adanya TMMD, Kastinah bisa memiliki rumah lagi," terang Kaedi.
Danramil Sliyeg, Kapten Supangkat, menjelaskan, perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu) dalam program TMMD di Desa Dadap awalnya hanya 11 unit rumah. Namun, setelah melihat langsung kondisi rumah Kastinah, akhirnya rumah Kastinah turut pula dimasukkan dalam kegiatan perbaikan rutilahu. "Jadi totalnya ada 12 rutilahu yang diperbaiki," kata Supangkat.
Supangkat menyebutkan, dalam TMMD telah dilaksanakan 14 kegiatan fisik maupun sejumlah kegiatan nonfisik. Untuk kegiatan fisik, di antaranya hotmix jalan, pengaspalan jalan, pembangunan jembatan, pembuatan hydran, pembangunan drainase, poskamling, rehab mushola, sekolah dan rumah tidak layak huni.
Sedangkan kegiatan non fisik di antaranya pemberian pelayanan keluarga berencana dan pelatihan otomotif. Selain itu, adapula penyuluhan narkoba dan HIV-AIDS serta tindak pidana perdagangan orang.