REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Masyarakat Baduy Dalam memilih berjalan ke pendopo dengan kaki telanjang. Sementara masyarakat Baduy Luar yang memiliki sedikit kelonggaran adat berinteraksi dengan kemajuan teknologi boleh menggunakan kendaraan, seperti truk. Hasil bumi seperti pisang dan gula aren yang akan dijadikan persembahan bagi Ibu Alit dan Bapak Ageung atau kepala daerah, tak luput mereka bawa. Di setiap kabupaten yang mereka lewati, rombongan disambut sebagai tamu istimewa dengan berbagai macam prosesi adat.
Setelah tiba di pendopo Kabupaten Rangkasbitung, mereka mulai membuka dialog dengan pemerintah setempat. Kedua belah pihak membahas beberapa masalah, seperti kebutuhan masyarakat, kondisi alam, hukum, hingga masa depan budaya dan adat Suku Baduy. Selepas berdialog dengan sejumlah pejabat daerah, sebagian masyarakat Baduy memilih untuk berjalan-jalan di alun-alun kota dan menginap di pendopo.