REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peggy Melati Sukma baru saja merilis tiga buku karangannya dalam satu waktu. Hal tersebut menurut Peggy tak terlepas dari kebiasaannya membaca buku dan kebiasaan orangtuanya memberi buku sejak ia kecil.
Kebiasaan membaca buku itulah menurut Peggy yang mendukungnya untuk menuliskan tiga bukunya secara paralel dalam waktu 30 hari. Kata Peggy saat menulis ia seperti membuka ingatan-ingatannya akan buku-buku yang pernah ia baca, dan memadukan dengan pengalaman yang ingin ia tuliskan.
"Dari kecil saya sudah hobi baca, saya bisa baca beberapa buku dalam satu waktu. Jadi itu yang buat saya bisa nulis tiga buku ini secara paralel dalam satu waktu dan tentunya atas izin Allah," kata Peggy saat peluncuran bukunya di Islamic Books Fair, Rabu (3/5).
Peggy mengisahkan saat kecil kedua orangtuanya tak pernah memberinya hadiah apa pun selain buku. Sebagai hadiah atas prestasinya orangtua Peggy akan mengajaknya ke pameran buku dan membebaskannya membeli buku yang ia inginkan.
Dari situlah Peggy sangat menggemari buku dan membaca. Menurutnya ia sangat senang mendapat hadiah buku hingga saat ini.
"Saya bukan berasal dari keluarga mampu, jadi waktu kecil hadiah yang diberikan orangtua saya adalah buku. Mereka akan nabung selama setahun, nanti pas kenaikan kelas kalau saya juara satu saya akan diajak ke pameran buku dan bebas memilih berapa pun buku yang saya mau. Kalau juara dua atau tiga dibatasi jumlahnya. Akhirnya selama SD saya juara satu terus," ujarnya.
Kini Peggy berharap buku-buku yang diterbitkannya bisa menginspirasi banyak orang. Peggy mengaku akan menuliskan lagi pengalaman-pengalaman dakwahnya pada buku-buku selanjutnya.