REPUBLIKA.CO.ID,REMBANG -- PT Semen Indonesia (Persero) Tbk mewujudkan berdirinya sekolah vokasi D2 Akademi Komunitas Semen Indonesia (AKSI), di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, dan Kabupaten Pidie, Aceh. Sekolah ini didirikan guna mempersiapkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan serta keahlian terapan dan siap untuk diterjunkan langsung ke dunia kerja.
Berdasarkan rilis yang diterima Republika, peresmian kedua sekolah vokasi yang dipusatkan di kampus AKSI Rembang, Jalan Pemuda KM 3 Rembang, Jawa Tengah ini, dilakukan oleh Direktur Jendaral Kelembagaan IPTEK DIKTI, Patdono Suwignjo, Kamis (4/5).
Peresmian yang mengambil momentum Hari Pendidikan Nasional (hardiknas) ini juga oleh Komisaris Utama Semen Indonesia, Sutiyoso; Direktur SDM dan Hukum Semen Indonesia Agung Yunanto serta Direktur Utama Semen Gresik, Sunardi Prionomurti.
Pada kesempatan ini, Direktur SDM dan Hukum Semen Indonesia, Agung Yunanto mengatakan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk melalui Semen Indonesia Foundation telah merintis sekolah vokasi D2 ini di Gresik, pada 2013. Kali ini, lembaga pendidikan yang sama juga diwujudkan di dua lokasi sekaligus, yakni di Rembang dan Pidie.
AKSI Rembang memiliki tiga program studi (prodi) pendidikan, yaitu Teknik Operasi Mesin dan Peralatan Industri; Teknik Perawatan Mesin Industri; dan Otomasi Perkantoran. “Pada tahun akademik perdana ini, setiap prodi ditargetkan bisa memiliki 30 mahasiswa dan memulai proses belajar pada September nanti,” katanya.
Sekolah ini, jelas Agung, memiliki keunggulan tersendiri dibanding lembaga vokasi lainnya. Sebab memiliki laboratorium berupa pabrik semen yang dapat digunakan sebagai tempat praktek mahasiswa.
AKSI juga telah bekerja sama dengan 15 perusahaan di bawah manajemen PT Semen Indonesia (Persero) Tbk sebagai tempat praktek kerja lapangan para mahasiswa. Ia berharap, kehadiran sekolah ini memiliki kemanfaatan bagi masyarakat serta kalangan industri.
Ia mencontohkan, kehadiran AKSI di Gresik mendapat sambutan positif dari dunia industri. “Di Gresik, banyak perusahaan yang telah siap mempekerjakan mahasiswa AKSI jika kelak mereka lulus,” tambahnya.
Sebagai wujud tanggung jawab perusahaan terhadap dunia pendidikan, masih kata Agung, ke depan AKSI juga akan didirikan di tempat pabrik PT Semen Indonesia beroperasi. “Seperti halnya di Kupang (Nusa Tenggara Timur),” tandasnya.
Sementara itu, Direktur Jendaral Kelembagaan IPTEK DIKTI Patdono Suwignjo, mewakili Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, mengapresiasi didirikannya sekolah vokasi AKSI oleh Semen Indonesia.
Menurutnya, setiap tahun lulusan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia mencapai 2 juta, namun hanya ada 250 hingga 300 ribu lulusan yang dapat diterima di perguruan tinggi negeri dan sisanya di perguruan tinggi swasta.
Pun demikian, kontribusi negara dalam penerimaan siswa di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) hanya 31 persen. Sisanya ditampung Perguruan Tinggi Swasta (PTS). “Sehingga Pemerintah sangat terbantu dengan berdirinya sekolah vokasi D2 ini,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan, sejak tahun 2013 Pemerintah telah menerbitkan 90 izin pendirian sekolah vokasi. Namun, hingga saat ini hanya 50 sekolah yang bisa berjalan. Sementara dari 50 sekolah vokasi ini salah satunya AKSI.
Sekolah vokasi yang tidak bisa berjalan lebih banyak disebabkan tidak memiliki akses kerjasama dengan dunia industri. Semen Indonesia merupakan perusahaan yang peduli terhadap dunia pendidikan nasional.
“Di setiap daerah beroperasi perusahaan selalu mendirikan lembaga pendidikan, mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi dengan mutu jauh lebih baik dibanding lembaga pendidikan swasta lainnya,” tambah Patdono.