REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah seorang kerabat dekat Jazuli Juwaini, bernama Maryadi menceritakan kronologi dirinya melapor ke polisi tentang insiden berlubangnya kaca jendela lantai dua rumah Ketua Fraksi PKS DPR RI itu. Maryadi mengaku telah mengenal Jazuli selama lebih dari 20 tahun. Bahkan, Maryadi kerap membantu Jazuli jika akan menyelenggarakan kegiatan sosial.
Mengenai kasus ini, Maryadi tidak bisa memastikan kapan tepatnya penembakan terjadi. Maryadi menceritakan, Rabu (3/4) pagi, keponakan Jazuli yang tinggal di rumahnya, Siti Nursehah membangunkan adiknya Muhamad Syarifudin untuk shalat Subuh. Pada saat itu barulah pecahan dan lubang itu ditemukan saat adiknya memasuki kamar di lantai dua itu.
"Adik kakak tinggal disana bareng (rumah Jazuli)," ujarnya di rumah Jazuli Jalan Musyawarah 10 RT 4 RW 4 Sawah Lama Ciputat Tangerang Selatan, Kamis (4/5) sore.
Lalu, menurut Maryadi pada pukul 10.00 WIB Siti meminta agar pecahan itu dibersihkan. Sementara, Maryadi menuturlan jika keponakan lain Jazuli, Syarifudin yang merupakan mahasiswa UIN juga tidak pernah mempertanyakan perihal kamar itu.
Maryadi menjelaskan, saat kejadian tidak ada pihak keluarga yang mendengar suara tembakan apapun. Maryadi pun mengingat jika ada kejadian serupa pada tahun 2012. Namun lubang atau kerusakan yang terjadi tidak sebesar saat ini.
"2012 ada tapi lebih kecil nggak nembus tapi beda, lebih kecil karena enggak tembus," katanya.
Namun, karena tidak adanya ancaman lanjutan akhirnya kejadian itu hanya disimpulkan sebagai ketidaksengajaan. Untuk kejadian saat ini, menurut Maryadi sebelumnya juga tidak terjadi teror berarti pada pihak keluarga.
Maryadi melanjutkan, ia tidak mengetahui perihal tempat pembuangan bekas kaca jendela yang diduga terkena tembakan. Ketika Maryadi datang, menurut dia kondisi rumah sudah bersih.
"Saya datang rabu malam setengah delapan saya yang manggil polisinya, kejadian kemungkinan selasa malem kemungkinan, tapi tahunya rabu pagi," ujarnya.
Maryadi mencoba menaksir ukuran lubang di kaca jendela. Menurut Maryadi, diameter lubang di jendela 5-6 milimeter. Kerusakan yang terjadi pun menurut pengamatan Maryadi terjadi pada kaca. Maryadi juga menyebut adanya bekas di tembok kamar.
"Tapi itu pentalan proyektil atau apa saya gak tahu. Secara kasat mata ngeliat tapi kita gak bisa mastikan itu proyektil atau luka sebelumnya," ujarnya menambahkan.
Maryadi menaksir luka di tembok itu sebesar gabah. Mengenai adanya kolam renang umum tepat di sebelah selatan rumah Jazuli, menurut Maryadi selama ini tidak pernah terjadi tindakan yang meresahkan dari kolam renang umum itu.
Lalu, soal pelaporan ke polisi Maryadi mengatakan ia mendapat Instruksi dari tuan rumah untuk melaporkan. Ia mendapat instruksi itu dari istri Jazuli, Latifah. Alasannya, menurut Maryadi karena adanya kerusakan di rumah.
"Laporannya rabu malam, saya telepon, dari Polsek 10 menit kemudian dateng, satu jam kemudian dari polres datang," ujar dia.
Selanjutnya sejumlah polisi pun hadir untuk melakukan pemeriksaan di rumah kejadian perkara pada Rabu (3/5) malam hingga Kamis (4/5) dini hari. Maryadi pun tidak bisa memperkirakan jumlah pasti polisi yang datang.
"Banyak banget saya gak hitung," ujarnya.