REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS), Donal Trump akan berkunjung ke Arab Saudi bulan ini. Kunjungan ini merupakan kunjungan yang pertama Trump sebagai Presiden AS.
Dilaporkan South China Morning Post pada Jumat (5/5), Trump akan menghadiri pertemuan para pemimpin negara di Arab Saudi. Pertemuan tersebut merupakan salah satu upaya untuk mengisolasi Iran. Juga untuk membahas perjuangan melawan ISIS dan kelompok ekstrimis lainnya.
Gedung Putih menyampaikan kepada publik, Trump diundang Raja Salman bin Abd Al-Aziz untuk mendiskusikan isu strategis yang menjadi perhatian saat ini. Termasuk mendiskusikan upaya-upaya mengalahkan kelompok teroris dan melemahkan paham radikal.
Trump mengatakan, kunjungan pertamanya ke luar negeri akan menjadi kunjungan bersejarah. Di Arab Saudi akan bertemu pimpinan negara-negara Muslim. "Arab Saudi adalah penjaga dua situs paling suci dalam Islam, di sana kita akan mulai membangun pondasi baru dan kerja sama, dukungan sekutu Muslim untuk memerangi ekstremisme, terorisme dan kekerasan," kata Trump pada Kamis (4/5) di Rose Garden.
Trump menyampaikan, membangun pondasi baru bersama sekutu Muslim untuk masa depan yang lebih adil dan penuh harapan. Juga untuk kaum muda Muslim di negara mereka. Sementara, pejabat senior Gedung Putih kepada wartawan di Washington DC menyampaikan, pertemuan para pemimpin dunia Islam bersama Trump untuk mengecualikan Iran yang dipandang sebagai sumber ketidakstabilan dan pendanaan teroris.
Menurut pejabat senior Gedung Putih tersebut, dari Riyadh, Trump akan melakukan perjalanan ke Israel atas undangan Presiden Reuven Rivlin dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Di Israel akan membahas ancaman yang ditimbulkan oleh Iran. Hal ini dinilai juga sebagai cara untuk mewujudkan perdamaian yang sejati dan abadi antara Israel dan Palestina.
Trump juga menerima undangan dari Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas. Selain itu, Trump diinformasikan akan berkunjung ke Italia untuk bertemu Pope Francis dan Sergio Mattarella.