REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Bukopin Tbk menyalurkan kredit sebesar Rp 72,3 triliun pada kuartal pertama tahun ini. Angka itu tumbuh 7,64 persen dibandingkan posisi posisi tahun sebelumnya.
Direktur Keuangan dan Perencanaan Bank Bukopin Eko Rachmansyah Gindo menjelaskan, kredit tumbuh berkat kontribusi kinerja pada sektor ritel yang terdiri dari mikro, Usaha Kecil dan Menengah (UKM), serta konsumer. Sampai Maret 2017 sebanyak 14,68 persen kredit disalurkan ke mikro, lalu sebesar 41,72 persen disalurkan ke segmen mikro, selanjutnya kredit konsumer mencapai 10,56 persen.
"Pada periode sama, penyaluran kredit komersial Bank Bukopin sebesar 33,03 persen," ujar Eko, melalui siaran pers, Jumat, (5/5). Sedangkan dari sisi kualitas kredit secara keseluruhan, posisi rasio kredit bermasalah (NPL) Net berada di kisaran 3,05 persen.
Ia mengungkapkan, pada kuartal pertama 2017, perseroan juga mencatatkan laba sebesar Rp 291 miliar. Laba tersebut tumbuh 5,62 persen dibandingkan pencapaian pada periode sebelumnya.
Pertumbuhan bisnis perseroan, kata Eko, didukung oleh peningkatan kepercayaan masyarakat untuk menempatkan dananya di Bank Bukopin. Maka, sampai akhir Maret tahun ini, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun sebesar Rp 93,8 triliun, tumbuh 15,37 persen secara year on year.
"Pertumbuhan DPK hingga Maret 2017 didorong oleh kenaikan deposito sebesar 17,55 persen menjadi Rp 66,3 triliun dan CASA sebesar 10,45 persen menjadi Rp 27,5 triliun," tuturnya.
Ia menambahkan, pendapatan operasional lainnya (fee based income) perseroan pada kuartal pertama ini pun tumbuh 7,29 persen menjadi Rp 346 miliar. Aset Bank Bukopin juga terus tumbuh mencapai Rp 111,4 triliun atau tumbuh 11,54 persen dibandingkan posisi pada Maret 2016.
"Pada 2017 perseroan tetap konsisten menjalankan strategi tumbuh berkelanjutan di tengah situasi makroekonomi yang masih belum stabil," ujar Eko.