REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang Aksi Simpatik 505, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) punya agenda tersendiri. Terdakwa penista agama yang menyebabkan terus terjadinya aksi-aksi termasuk Aksi Simpatik 55 ini menghadiri acara penanaman pohon persahabatan "Spruce of The Future" dalam rangka 100 tahun Kemerdekaan Finlandia.
Dalam acara tersebut, Ahok dan Duta Besar Finlandia Hiltu Tovio Paevi menanam pohon cemara payung di Taman Menteng Jakarta Pusat, Jumat (5/5). "Dari sisi penghasilan kebahagiaan penduduknya, kita harapkan kerja sama ini kan dia sudah 100 tahun. Kita (Indonesia) sudah (berusia) 71 nih, artinya kita harus bisa ikut. Masih ada kesempatan. Orang-orang kita juga banyak yang sekolah di sana dan banyak yang jalan-jalan ke sana," ujar Ahok di Taman Menteng, Jumat (5/5).
Ahok berharap Jakarta dapat mengikuti kemajuan Finlandia. Terkait tanam pohon cemara payung, hal tersebut melambangkan arti persahabatan. "Kita ingin kita tetap bersahabat, gitu saja," katanya.
Secara terpisah, Duta Besar Finlandia Hiltu Tovio Paevi mengatakan manusia harus menanam pohon lebih banyak di dunia ini. "Saya pikir ini kampanye yang baik," kata Hiltu.
Hiltu melihat Jakarta memiliki banyak taman yang indah. Ia kemudian memutuskan untuk mendukung Jakarta untuk menjaga kota tetap hijau. "Finlandia telah mencanangkan untuk menanam 100 juta pohon di seluruh dunia dalam rangka perayaan ulang tahun ke-100. Saya tidak tahu jumlah pastinya di Finlandia, itu total di seluruh dunia. Karena yang menanam tidak hanya kedutaan di tiap-tiap negara, tapi juga institusi-institusi peduli lingkungan kami," ujarnya.
Untuk di Jakarta, Hiltu menuturkan, pohon yang ditanam tiga sampai lima pohon. Nantinya kampanye ini akan menyusul di kota lain, di luar Indonesia.
Hiltu juga memiliki alasan mengapa menanam pohon cemara di Taman Menteng. "Cemara salah satu tanaman yang paling banyak ditemui di negara kami. Beruntung kami menemui jenis tanaman serupa yang bisa hidup di Indonesia," katanya.
Seperti diketahui, massa menggelar aksi jalan kaki usai shalat Jumat di Masjid Istiqlal menuju gedung Mahkamah Agung (MA), Jumat (5/5). Mereka akan menemui pemimpin MA untuk menuntut majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara menjaga independensi dalam memutus perkara penodaan agama dengan terdakwa Ahok.