Jumat 05 May 2017 15:20 WIB

ISIS Diduga akan Kembali Serang Minoritas Kristen Mesir

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Dampak akibat bom di Gereja St Petrus, Mesir.
Foto: Reuters
Dampak akibat bom di Gereja St Petrus, Mesir.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pemimpin ISIS di Mesir memperingatkan umat Islam di sana untuk menghindari dan menjauh dari acara atau pertemuan komunitas Nasrani. Termasuk juga menjauh dari fasilitas pemerintah, militer, serta polisi.

"Kami memperingatkan Anda untuk menjauh dari pertemuan (umat) Kristen, juga pertemuan tentara dan polisi, serta area yang memiliki fasilitas politik pemerintah," kata pemimpin ISIS dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan surat kabar mingguan Naba. Diduga peringatan itu disampaikan sebagai sinyal ISIS untuk menyerang minoritas Kristen. 

Hal ini tentu menjadi tantangan berat untuk Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi. Sebab sebelumnya ia telah berjanji akan melindungi seluruh rakyat Mesir dari ekstremisme.

Pada April lalu, dua pelaku bom bunuh diri ISIS menyerang gereja-gereja di Alexandria dan Tanta. Sebanyak 45 orang tewas akibat serangan bom tersebut. Serangan itu juga dinilai sebagai salah satu serangan paling berdarah yang dialami Mesir.

ISIS telah mengalihkan pandangannya pada target di luar markasnya yang berada di Sinai. Ancaman ISIS dinilai akan memberikan tekanan pada pemerintah dan menghadirkan tantangan ekstra untuk dinas keamanan Mesir.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement