REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan peserta Aksi Simpatik 55 melakukan long march dari Masjid Istiqlal menuju Gedung Mahkamah Agung (MA). Tak cuma takbir yang digemakan, para ribuan peserta aksi dengan lantang juga menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Peserta aksi bergerak dari Masjid Istiqlal menuju Gedung Mahkamah Agung (MA), di Medan Merdeka Utara. Namun sebelum masuk depan Gedung MA, langkah kaki mereka terhenti oleh pagar kawat berduri yang membela jalan protokol itu.
Walhasil aksi long march mereka hanya sampai depan Gedung Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Begitu juga dengan mobil komando yang mengawal ratusan Umat Islam ikut berhenti. Suara lantang teriakan takbir dari mobil berwarna putih itu terdengar.
Di atas mobil komando para tokoh Aksi Simpatik 55 berkali-kali mengingatkan agar para peserta menjaga ketertiban dan tidak merusakan tanaman yang ada di samping dan trotoar.
"Tolong jaga langkah kaki jangan sampai menginjak tanaman. Kita datang ke sini untuk membela Islam," tegas salah satu tokoh pimpinan aksi, di Jakarta, Jumat (5/5).
Selain itu, komando aksi juga meminta agar seluruh peserta Aksi Simpatik 55 untuk menghadap ke arah Istana Negara. Kemudian mereka menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia dengan lantang semarak.
"Semuanya menghadap ke arah Istana, mari kita nyanyikan lagu Indonesia Raya dengan lantang," ujarnya.
Setelah itu, suara dari pengeras di atas mobil itu meminta agar para peserta diam sejenak untuk mendengarkan lantunan ayat suci Al-Quran. Tidak lama kemudian, 10 delegasi Aksi Simpatik 55 memasuki Gedung MA dengan melewati barisan kawat berduri terlebih dulu.
Sayangnya awak media dilarang meliput pertemuan antara delegasi Aksi Simpatik 55 dengan perwakilan dari MA. Bahkan awak media pun tidak diperkenankan memasuki area Gedung MA dari gerbang depan. Walhasil mereka harus memutar ke belakang untuk menunggu konfrensi pers pascapertemuan itu.