Jumat 05 May 2017 18:20 WIB

Kiai Said: Jangan Sampai Kekayaan Dimonopoli

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agung Sasongko
Presiden Joko Widodo (kanan) memukul beduk membuka Mukernas didampingi Ketum PBNU Said Aqil Sirodj, Menag Lukman Hakim Saifuddin, Wagub DKI Djarot Saiful Hidayat, dan Ketum HPN Abdul Kholik (dari kanan) pada pembukaan Mukernas 1 Halaqoh Ekonomi Nasional Himpunan Pengusaha Nahdliyin 2017 di Ponpes Al Tsaqafah, Jakarta, Jumat (5/5).
Foto: Republika/ Wihdan
Presiden Joko Widodo (kanan) memukul beduk membuka Mukernas didampingi Ketum PBNU Said Aqil Sirodj, Menag Lukman Hakim Saifuddin, Wagub DKI Djarot Saiful Hidayat, dan Ketum HPN Abdul Kholik (dari kanan) pada pembukaan Mukernas 1 Halaqoh Ekonomi Nasional Himpunan Pengusaha Nahdliyin 2017 di Ponpes Al Tsaqafah, Jakarta, Jumat (5/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siraj menginginkan tidak terjadi monopoli kekayaan di Indonesia. Kiai Said menegaskan, kekayaan harus didistribusikan secara marata.

Pesan tersebut disampaikan Kiai Said dihadapan sekitar 300 peserta Mukernas ke-1 Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN), di Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat (5/5). Dalam acara tersebut juga dihadiri Presiden Joko Widodo, sejumlah menteri kabinet kerja dan tokoh nasional.

"Jangan sampai kekayaan dimonopoli," ujar Kiai Said.

Rasulullah, katanya, pernah mewanti-wanti tiga hal yang tidak boleh dimonopoli antara lain air, energi dan hutan. Karena itu, ketiga hal tersebut juga harus dijalankan di Indonesia.

Kiai Said juga mendorong warga NU terus berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Pasalnya, Kiai Said menyadari banyak warga NU masih berada di bawah garis kemiskinan.

Kiai Said berharap HPN mampu menjadi wadah bagi pengusaha nahdliyin guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Selain itu, didirikannya HPN untuk mengimbangi usaha-usaha ekonomi lainnya yang didirikan oleh PBNU.

Ke depan, lanjut Kiai Said, NU siap menjadi mitra pemerintah dalam meningkatkan ekonomi nasional. Warga NU pun tampa pamrih jika untuk kepentingan bersama.

NU juga menginginkan pembangunan ekonomi dibangun dari bawah. Kendati demikian, NU juga tidak anti konglomerat. Menurut Kiai Said, semuanya harus berjalan bersama-sama.

"NU siap tanpa pamrih demi kemajuan bersama," kata Kiai Said. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement