REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Berbeda dengan pesaingnya Moon Jae-in dari Partai Demokratik Korea yang berhaluan liberal, Ahn Cheol-soo dari Partai Rakyat akan tetap mengambil sikap lebih keras dan tegas terhadap Korut. Sikapnya ini selaras dengan pendekatan kelompok konservatif yang telah dilakukan selama satu dekade terakhir.
Ahn Cheol-soo menghendaki sanksi dan tekanan terhadap Korut dipertahankan. Ia juga ingin agar angkatan bersenjata serta aliansi militer dengan AS diperkuat. Hal ini dinilai sebagai strategi Ahn Cheol-soo untuk menggalang dukungan dari kalangan konservatif.
Sejak presiden Park Geun-hye dimakzulkan karena terlibat skandal korupsi dan penyalahgunaan wewenang, kalangan konservatif Korsel memang telah menunjukkan dukungannya untuk Ahn Cheol-soo. Selain karena memiliki cara pandang yang selaras terhadap Korut, kalangan konservatif juga tidak menginginkan Moon Jae-in terpilih menjadi presiden. Sebab hal itu tentu akan mengurangi atau melemahkan sanksi terhadap Pyongyang.
Kalangan konservatif beranggapan Moon adalah simpatisan Korut. Mereka juga tidak percaya pemerintahan liberal masa lalu betul-betul memberikan bantuan pangan ketika Korut dilanda kelaparan. Konservatif menduga bantuan pangan tersebut diberikan bukan kepada rakyat Korut, melainkan kelompok militernya.
Namun terlepas dari perbedaan antara Moon Jae-in dan Ahn Cheol-soo, banyak analis menilai keduanya sebaiknya memang membuka jalur perundingan dengan Korut. Hal itu tentu untuk menciptakan keamanan dan kedamaian di Semenanjung Korea.
Baca: Capres Korsel Moon Jae-in Ingin Perbaiki Hubungan dengan Korut