REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengasuh Pondok Pesantren La Tansa, Banten, KH Adrian Mafatihullah Kariem memberi tahu pengunjung Islamic Book Fair (IBF) 2017 untuk bisa lepas dari penjara hidup melalui bukunya 'Lepas dari Lapas Hidup'. Prinsip dan praktik nilai agama jadi landasan utama menghadapi persoalan hidup.
Dalam bedah buku karyanya di panggung utama IBF 2017 di JCC pada Jumat (5/5), KH Adrian menjelaskan, berbakti pada orang tua (birul walidain) merupakan kunci sukses seseorang. Karena itu, ia menempatkan bahasan ini di bagian awal bukunya.
''Orang tua kita mungkin seperti Alquran tua yang sulit dibaca. Tapi, dari sana kunci surga kita bisa diraih dengan berbakti,'' ungkap KH Adrian.
Mereka yang sukses, tidak mungkin lepas dari andil orangtua. Keberkahan dari ridha orang tua sangat luar biasa. Apalagi hidup ini tidak boleh salah langkah, jangan berulah, dan jadi sampah masyarakat.
Pemuda Islam juga harus berprestasi. Prestasi dalam hidup harus direbut dengan ikhtiar sungguh-sungguh, tidak boleh takut. Sebaik-baik prestasi anak adalah berbakti kepada orangtua apapun kiprahnya nanti.
''Bakti kepada orangtua itu sendiri prestasi. Sehingga kita tidak hanya numpang hidup di dunia tanpa prestasi,'' kata KH Adrian.
Menghadapi hidup, seorang pria atau wanita pasti memerlukan teman untuk saling menjaga dan mengingatkan dalam kebaikan. KH Adrian merasakan benar bahwa pria sukses didukung wanita hebat. KH Adrian menjelaskan hal ini dalam bagian berjudul obak kuat pengantin dalam bukunya.
Wanita shalihah di dunia ternyata membuat bidadari surga cemburu karena lebih cantik. Sebab bidadari surga terjaga, sementara wanita di dunia luar biasa harus menjaga diri dari rupa-rupa godaan. ''Karena itu Allah memuliakan wanita dunia yang shalihah,'' kata KH Adrian.
Sementara dalam bagian terakhir buku, KH Adrian menulis tentang Ngaji, Ngeja, Ngejo. Ngaji maksudnya tiap Muslim harus kuat agama, akidah, dan akhlaknya. Ngeja berarti harus pandai ilmu umum.
''Sementara Ngejo ini istilah dalam Bahasa Sunda sebagai simbolisasi kemandirian. Kesuksesan adalah hak kita, bukan karena nama besar orangtua,'' ungkap KH Adrian.