REPUBLIKA.CO.ID, GAZA-- Ismail Haniyah terpilih sebagai ketua baru Biro Politik Hamas menggantikan Khaled Meshal. Seperti dilaporkan Al Jazirah, Sabtu (6/5), pengumuman tersebut dilakukan beberapa hari setelah Hamas mengumumkan sikap yang lebih moderat terhadap Israel.
Khaled Meshaal, pemimpin sayap politik Hamas sebelumnya membenarkan peralihan kekuasaan tersebut. Ia juga mengatakan akan mengumumkan nama lain dalam kepemimpinan Haniya tersebut pada waktu yang tepat.
"Saya ingin mengumumkan bahwa dewan baru telah memilih Abu al-Abed, saudaraku Ismail Haniya, presiden biro politik gerakan tersebut (Hamas)," kata Meshaal yang telah memimpin sayap politik Hamas selama 10 tahun terakhir.
Pemilihan ini disebut dilakukan dengan cara konsultatif dan demokratis yang homogen. Haniya (54) diperkirakan akan tetap berada di Jalur Gaza, daerah kantung Palestina yang dikelola oleh Hamas sejak 2007. Sementara Meshaal sebelumnya tinggal di pengasingan di ibu kota Qatar, Doha hingga masa jabatannya berakhir.
Osama Hamdan, juru bicara senior Hamas mengatakan kepada Al Jaizrah bahwa waktu perubahan tersebut sesuai dengan peraturan internal Hamas yang membatasi persyaratan pemimpin biro politiknya.
"Perubahannya bukan karena kegagalan dalam kepemimpinan," katanya.
Hamdan berharap Haniya dapat "memperbaiki dan mereformasi situasi" sekaligus "membantu kesepakatan rekonsiliasi dengan Fatah yang menguasai Tepi Barat.
"Semoga bisa diimpelementasikan, karena Haniya tinggal di Gaza," ujarnya.
Ismail Haniya lahir di Gaza pada tahun 1962 ketika orang tua yang melarikan diri saat Israel didirikan pada tahun 1948. Dia dipenjara beberapa kali oleh Israel selama Intifadah pertama, atau pemberontakan pada akhir 1980-an - dan kemudian dideportasi ke Lebanon.
Haniya menjadi terkenal pada 2006, saat dia memimpin Hamas untuk meraih kemenangan atas pemilihan mengejutkan atas Mahmoud Abbas, kepala Otorita Palestina. Dia mundur pada tahun 2014, setelah kesepakatan rekonsiliasi antara Fatah di Tepi Barat dan Hamas di Gaza.