REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama diminta meningkatkan hubungan baik dengan Kedutaan Besar Arab Saudi di Indonesia. Hal ini dinilai berguna agar penerbitan visa umrah jamaah tidak ada yang tertunda lagi.
"Kemenag harus menjalin relasi yang baik kepada kedutaan. Barangkali kalau ada bentuk kerja sama yang baik, maka tidak ada cara-cara tertentu untuk menunda visa," ujar Ketua Umum Pengurus Besar AS Washliyah Yusnar Yusuf kepada Republika.co.id, baru-baru ini.
Dia menduga, terkadang pihak-pihak Kedutaan Saudi yang kurang baik justru orang Indonesia yang bekerja di sana. Yusnar berharap penundaan visa umrah tidak ada terjadi lagi. Pasalnya, kata dia, penundaan visa umrah akan merugikan jamaah dan juga perusahaan travel umrah. "Misalnya visa ditunda (penerbitannya) hingga dua hari, ini akan menjadi beban maka harus diselesaikan," kata dia.
Yusnar pun mengimbau Kedutaan Saudi tidak mengobral janji soal penerbitan visa kepada travel umrah. Menurut dia apabila pihak kedutaan menjanjikan akan menerbitkan sejumlah visa umrah, maka jumlah tersebut harus dikeluarkan tepat waktu. "Misalnya, jangan dijanjikan 10 kalau hanya dikeluarkan, kecuali kalau travelnya salah," ujarnya.
Penyelenggaraan haji dan umrah dinilainya selalu ada kekurangan dan tidak pernah sempurna. Tetapi yang terpenting menurut Yusnar adalah bagaimana semua pihak mampu memperkecil kekurangan itu. "Saya harap menjadi lebih baik. Setiap ibadah haji dan umrah itu pasti unik, tidak pernah tidak ada kekurangan," ujarnya.