REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI -- Bencana angin puyuh menerjang wilayah Sukabumi dalam sepekan terakhir ini. Dampaknya, puluhan rumah warga mengalami kerusakan dan seorang warga yang meninggal dunia dalam bencana tersebut. Terakhir, deraan angin putuh melanda tiga kecamatan di utara Sukabumi, Jumat (5/5) sore. Tercatat belasan rumah warga mengalami kerusakan dan dua orang warga mengalami luka-luka.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, daerah yang dilanda angin angin puyuh, yakni Kecamatan Cicantayan, Caringin, dan Nagrak. Dampak kerusakan paling banyak terjadi di Kecamatan Cicantayan, yakni 14 unit rumah, Caringn sebanyak dua unit rumah, dan Nagrak satu unit rumah.
"Warga diminta untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi bencana terutama angin puyuh yang biasanya terjadi pada sore hari," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi Usman Susilo kepada wartawan, Ahad (7/5). Sebab, lanjut dia, kondisi cuaca sekarang yang diwarnai guyuran hujan yang disertai angin berpotensi menyebabkan angin puyuh.
Oleh karena itu, kata Usman, BPBD hingga kini masih menetapkan status siaga bencana baik longsor maupun banjir. Di mana, kata dia, di dalamnya juga terdapat kesiapsiagaan menghadapi bencana angin puyuh.
Koordinator Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kabupaten Sukabumi Yana Suryana menambahkan, bencana angin puyuh yang terjadi pada Jumat (5/5) paling parah melanda Kecamatan Cicantayan. Bencana tersebut, lanjut dia, tepatnya terjadi di RW 01, 02, 04, 05, dan 07 Desa Lembursawah, Kecamatan Cicantayan. Menurut Yana, belasan rumah tersebut mengalami kerusakan cukup berat.
Taksiran kerugian akibat bencana tersebut mencapai sekitar Rp 280 juta. Selain merusak rumah, terang Yana, bencana tersebut menyebabkan dua orang warga mengalami luka-luka tertimpa material bangunan yang berjatuhan. Keduanya adalah Nasrudin (41 tahun) dan Yasri Aliya (20).
Di samping puting beliung, ungkap Yana, pada Jumat juga terjadi longsor yang merusak saluran irigasi di Kampung Sunggapan RT 15 RW 05 Desa Cikembang, Kecamatan Caringin. Di mana, kata dia, saluran ini jebol akibat longsor dan terancam tidak bisa mengairi areal persawahan petani.