REPUBLIKA.CO.ID, Critical Eleven merupakan istilah penerbangan mengenai 11 menit paling krusial dalam momen pesawat diterbangkan. Penulis Ika Natsha kemudian meminjam istilah tersebut untuk dianalogikan pada pertemuan dua insan yang menjadi tokoh dalam bukunya dengan judul sama.
Ika mengatakan sejak pertama kali diluncurkan, banyak produser film yang sudah tertarik untuk mengangkatnya ke layar kaca. Namun Ika akhirnya mempercayakan novelnya tersebut untuk diadaptasi ke dalam sebuah film kepada rumah produksi Starvision
"Menyerahkan karya buat dijadiin film itu bukan soal harga (uang) tapi bagaimana menemukan orang yang bisa paham jantung dari ceritnya dan menuangkannya dalam film," ujar Ika saat konferensi pers usai pemutaran perdana Critical eleven beberapa waktu lalu.
Ika pun sadar film adaptasi tak akan 100 persen mengkopi isi dari novel. Namun Ika mensyaratkan beberapa hal untuk film Critical Eleven. Di antaranya tiga setting lokasi yang harus ada dalam film yang menurut Ika memuat momen-momen penting di dalam novelnya.
"Harus ada setting di New York, rig, dan pesawat. Saya juga ikut memilih aktornya dan ikut dalam proses syuting," ujar Ika.
Hal tersebut diamini Produser Starvision Chand Parwez. Film ini mengambil beberapa lokasi di antaranya New York, rig dan pesawat bekerja sama dengan Singapore Airlines. Parwez berharap film garapab sutradara Monty Tiwa dan Robert Ronny ini dapat membuat banyak orang percaya lagi akan kekuatan cinta terutama cinta terhadap pasangan. Critical Eleven menurutnya merupakan film drama keluarga yang indah.
"Seusai nonton film ini saya yang sudah berpuluh tahun menikah dengan istri saya keluar bioskop jadi pegangan tangan lagi. Saya harap ini bisa membuat orang percaya lagi cinta," ujarnya.
Film berdurasi dua jam 15 menit ini mengisahkan kehidupan rumah tangga Aldebaran Risjad atau Ale yang diperankan Reza Rahardian dan Tanya Baskoro atau Anya yang diperankan Adinia Wirasti. Keduanya bertemu dan berkenalan di momen critical eleven saat pesawat yang ditumpangi mereka bertolak dari Jakarta.
Keduanya akhirnya menikah dan menjalani kehidupan romantis mereka sebagai sepasang suami istri. Anya yang memiliki karir cemerlang sebagai konsultan keuangan senior rela melepaskan posisinya di Jakarta, untuk terbang mengikuti sang suami tinggal di New York.
Kehidupan keduanya semakin mulus kala Anya dikabarkab hamil. Mereka menamai anak mereka Aidan. Namun riak-riak kehidupan pernikahan mulai muncul seiring semakin membesarnya kandungan Anya. Ale mulai over protective dengan kehidupan Anya dan akhirnya memutuskan pindah ke Jakarta.
Sayang menjelang kelahiran putra pertama mereka, Anya dan Ale harus menghadapi kenyataan pahit bahwa anak mereka meninggal sebelum sempat melihat dunia. Sejak itu kehidupan rumah tangga Anya dan Ale yang romantis berubah drastis.
Ale kerap menyalahkan Anya atas kematian Aidan. Anya disebut-sebut terlalu sibuk dengan pekerjaannya hingga tak menjaga kandungannya dan menyebabkan Aidan meninggal.
Anya yang merasa terpuruk dengan kematian anaknya dan terus disalahkan Ale, semakin marah dengan suaminya itu. Keduanya perang dingin dan kehidupan pernikahan mereka kini jauh dari kehangatan. Padahal keduanya masih sangat saling mencintai.
Film yang kembali mempertemukan Reza Rahardian dan Adinia Wirasti ini bisa dibilang sangat memainkan emosi penonton. Akting jempolan kedua aktor tersebut membuat penonton ikut hanyut dalam drama keluarga kecil itu.
Monty mengatakan tak mengalami kesulitan nengarahkan filn ini sebab ceritanya yang dekat dengan keseharian kehidupan rumah tangga.
"Kenapa kita yang terlibat dalam film begitu nyambung dengan film ini? Karena ini novel yang luar biasa. Kita seperti menemukan sedikit diri kita di dalam novel. Kita seperti membuat baguan dari hidup kita," kata Monty.
Critical Eleven melibatkan sejumlah nama besar di dunia film Tanah Air seperti Slamet Rahardjo, Widyawati, Revalina S Temat, Astrid Tiar, Hamish Daud, Hanna Al-Rasjid dan lainnya. Film ini mulai dapat disaksikan pada 10 Mei 2017.