Senin 08 May 2017 11:24 WIB

Dian Sastro Menginspirasi Ratusan Guru Perempuan Jadi Ibu Tangguh

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Winda Destiana Putri
Dian Sastrowardoyo
Foto: Republika/Dwina Agustin
Dian Sastrowardoyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dibalik segudang prestasi dan karir sebagai seorang selebritis, Dian Sastro Wardoyo tidak melupakan perannya sebagai seorang ibu. Hal ini tentu tidak mudah, namun Dian tampak tetap tangguh menjalani semua perannya itu.

Menurut Dian, tantangan yang dialami para ibu dalam mengasuh dan mendidik anak berbeda setiap zamannya. Setiap zaman memiliki kesulitannya masing-masing. Saat ini misalnya, gempuran teknologi dan media sosial menjadi salah satu tantangan besar bagi ibu dalam mendidik anak jika tidak disikapi dengan bijak.

"Saya selalu berkonsultasi dengan ibu saya yang sudah berpengalaman sebelumnya," kata Dian saat konferensi pers acara nobar bareng film Kartini bersama 500 guru yang diselenggarakan Sc Johnson di XXI Plaza Senayan, Jakarta, belum lama ini.

Menurut Dian, menjalani peran sebagai ibu rumah tangga sekaligus pemain film membutuhkan ketangguhan tersendiri. Namun yang pasti, Dian menjelaskan, menjadi seorang ibu harus selalu memiliki kesabaran, ketekunan dan dipenuhi rasa kasih sayang.

Tidak salah, jika Dian dipercaya untuk memerankan tokoh Kartini dalam film berjudul sama garapan sutradara Hanung Bramantyo. Kartini sangat dikenal sebagai sosok perempuan tangguh yang di zamannya gigih memperjuangkan hak-hak perempuan.

Melalui perannya sebagai Kartini, Dian ingin menginspirasi seluruh perempuan Indonesia untuk menjadi sosok yang tangguh, tidak terkecuali ratusan guru perempuan se-Jabodetabek. Dian mengaku dapat belajar menjadi ibu tangguh dari sosok Kartini. Dalam acara nonton bareng (nobar) film Kartini yang diadakan oleh Sc Johnson, Dian berbagi pengalamannya menjadi ibu muda yang tangguh untuk keluarganya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement