Senin 08 May 2017 16:54 WIB

Berdansa Jadi Obat Le Pen Hadapi Kekalahan

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Kandidat presiden Prancis dari kubu sayap ekstrem kanan Marine Le Pen berswafoto saat meninggalkan markas Partai Front National di Paris, Ahad, 7 Mei 2017.
Foto: AP Photo/Francois Mori
Kandidat presiden Prancis dari kubu sayap ekstrem kanan Marine Le Pen berswafoto saat meninggalkan markas Partai Front National di Paris, Ahad, 7 Mei 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Marine Le Pen mencoba menghadapi kekalahannya dalam pemilu Presiden Prancis dengan berdansa. Ia terlihat menggoyangkan badan di lantai dansa pada Ahad malam (7/6). Saingannya, Emmanuel Macron meraih suara mayoritas dalam pemungutan suara putaran terakhir.

Kandidat sayap ekstrem kanan itu berdansa bersama beberapa pendukungnya di markas besar partai Front National. Ia menikmati lagu I Love Rock and Roll milik Joan Jett & the Blackhearts dan lagu YMCA milik Village People.

Le Pen sebelumnya telah mengklaim hasil pemilu akan menjadi kemenangan bagi Front Nasional. Namun ternyata, hasil perhitungan membuatnya harus mengakui kemenangan Macron dan partainya menjadi oposisi.

"Saya meminta semua patriot untuk bergabung dengan kami. Prancis akan membutuhkan Anda lebih dari sebelumnya bulan depan," kata Le Pen, mengacu pada pemilu legislatif pada Juni mendatang, dikutip The Telegraph.

Dalam pemilu presiden kali ini, Le Pen memenangkan 11 juta suara. Jumlah tersebut dua kali lebih banyak dari suara yang didapat ayahnya, Jean-Marie Le Pen, pendiri Front Nasional pada pemilu 2002.

Baca: Terpaut 25 Tahun, Kemenangan Macron tak Lepas dari Peran Istri

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement