REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Hari terakhir pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) SMP, MTs, dan sederajat di Kota Depok, dipantau langsung Wali Kota Depok Mohammad Idris. Dalam pantauannya tersebut, Idris tidak hanya melihat UNBK berjalan dengan kondusif. Tapi, juga mendengarkan langsung seluruh harapan dan kendala yang dialami siswa selama mengikuti UNBK agar ke depan ada perubahan yang lebih baik.
"Alhamdulillah banyak yang menyambut baik pelaksanaan UNBK ini, siswa mengaku lebih mudah karena tidak perlu mengisi lembar jawaban ujian," ujar Idris, saat melakukan pemantauan UNBK di SMPN 3, Sukmajaya, Depok, Senin (8/5).
Idris duduk bersama siswa yang telah selesai mengikuti UNBK gelombang pertama dan menyempatkan diri bertanya kepada siswa terkait perubahan mekanisme pelaksanaan ujian nasional. Seluruh siswa mengaku senang dengan kemudahan yang diberikan dalam proses mengerjakan soal.
Dalam obrolan santai tersebut, siswa juga menyampaikan apa yang harus dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot)Depok untuk perbaikan pelaksanaan UNBK tahun depan. Seluruh siswa ingin pelaksanaannya tidak dibagi menjadi tiga sesi. Namun, dilaksanakan secara bersamaan pada pagi hari.
Selain itu, untuk fasilitas komputer sebagai media pelaksanaan UNBK juga akan ditambah, sesuai dengan jumlah siswa yang ada. Dengan begitu, ujian dapat berlangsung secara serempak.
Semua fasilitas dan kemudahan itu, diharapkan akan melahirkan prestasi dengan tingkat kelulusan 100 persen di Kota Depok. "Untuk tahun ini memang masih belum memadai, baik sarana dan prasarana. Namun, tahun depan penambahan komputer maupun penunjang lainnya akan dilakukan agar siswa dapat tenang saat ujian nasional berlangsung," pungkas Idris.
Sementara itu, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok, Indah Lestari Dewi menjelaskan, akan memberi bantuan alat peraga pelajaran siswa, salah satunya berupa komputer agar memperlancar proses belajar-mengajar serta mempermudah memperoleh informasi. "Bantuan yang diberikan tersebut akan disalurkan ke sekolah negeri di Kota Depok. Nantinya, alat tersebut menjadi aset sekolah yang bersangkutan," terang Indah.
Menurut Indah, fasilitas yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah berupa komputer, alat peraga mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), serta alat-penunjang kebutuhan laboratorium.
Untuk bisa mendapatkan alat pembelajaran, pihak sekolah mengajukan proposal dan pemetaan kebutuhan terhadap kebutuhan alat tersebut. Nantinya jika sudah disetujui, baru kemudian dilakukan distribusi ke sekolah tujuan. "Jika tidak ada halangan, bulan depan sudah bisa diberikan ke sekolah, agar bisa segera digunakan siswa," ujar Indah.