Selasa 09 May 2017 03:04 WIB

Investasi Proyek Smelter Bernilai Ratusan Triliun

Red: Nur Aini
Smelter (Ilustrasi)
Smelter (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Nilai investasi pembangunan pemurnian dan pengelohan nikel atau smelter yang tersebar pada 32 proyek di Indonesia mencapai Rp 227,6 triliun.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan bahwa peningkatan investasi pembangunan pemurnian dan pengolahan nikel signifikan setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah (ore).

"Saat ore dibolehkan diekspor, negara tujuan adalah Cina. Sebaliknya, setelah pemerintah melarang ekspor ore, pengusaha asal Cina berbondong-bondong membangun pabrik nikel di Indonesia," kata Gusti Suryawirawan.

Sebanyak 32 proyek pembangunan pemurnian dan pengolahan nikel yang menyerap tenaga kerja hingga 23 ribu orang tersebar di 11 provinsi dan 22 kabupaten/kota se-Indonesia. Nilai investasi sektor industri nikel dan logam lainnya diyakini akan terus bertambah seiring dengan peningkatan kapasitas pabrik yang sedang dalam pembangunan.

"Nilai investasi sebesar Rp 227,6 triliun masih dalam tahap pekerjaan konstruksi pabrik. Kalau pabrik sudah produksi, nilai investasi akan meningkat tajam," katanya.

Mengenai tenaga kerja asing asal Cina di sejumlah lokasi pembangunan pabrik, Gusti Suryawirawan mengatakan bahwa mereka memiliki keahlian dalam hal pekerjaan konstruksi bangunan berbahan baku baja. "Maklumi kehadiran tenaga kerja asing karena semata-mata untuk pelaksanaan dan penyelesaian pembangunan konstruksi pabrik. Kalau pabrik sudah produksi, tenaga kerja asing pulang ke negaranya," kata Gusti Suryawirawan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement